Resensi Novel Hello Karya Tere Liye

Identitas Buku

Judul : Hello

Nama Pengarang : Tere Liye

Penerbit : PT. Gramedia Pustaka

Tahun Terbit : 2023

Jumlah Halaman : 320 halaman

ISBN : 978-623-88296-8-2

Karya Tere Liye memang tak pernah gagal dalam penyajian kisahnya. Hampir semua buku yang pernah beliau tulis selalu menyentuh hati para pembaca. Entah bergenre romance, perjuangan, atau apapun genre-nya, pembaca akan selalu terbawa perasaan dalam atmosfer yang dibawa cerita. Tak heran, novel-novel yang telah diterbitkan selalu menjadi favorit khalayak, terutama remaja.

Karya yang masih tergolong baru berjudul Hello telah menjadi sasaran publik beberapa waktu lalu. Alurnya yang ringan membuat pembaca sulit untuk berhenti membuka satu demi satu lembar untuk menebak-nebak apa yang akan terjadi selanjutnya. Pembaca juga akan diajak untuk mengarungi kehidupan tokoh utama, Hesty dan Tigor. 

Balutan hijau pohon menyelimuti sampul buku ini. Terdapat lukisan rumah bertingkat dan sebuah bangunan kecil di depannya. Mungkin pembaca akan menebak bahwa buku tersebut akan menceritakan kisah petualangan di hutan atau berkisah tentang seorang individualis yang memilih untuk menjauhi keramaian kota. Namun, siapa sangka ketika  lembar demi lembar  terbuka, terkuak bahwa hampir 80% isi cerita berbeda dengan representasi sampul buku ini. Walaupun sampul tidak terlalu mewakili isi cerita, bisa dapat dikatakan calon pembaca tidak akan kecewa tentang kisah pada buku ini.

Kisah ini dimulai oleh tokoh Ana, seorang wanita muda lulusan teknik sipil yang sudah banyak pengalaman dalam hal perbaikan ataupun pembangunan rumah. Perjuangan karirnya begitu panjang, pada awalnya ia hanya mengerjakan hal- hal kecil saja, seperti memperbaiki pagar, memasang keramik, dan lain-lainnya. Pada awalnya ia hanya seorang wanita tukang bangunan, tetapi siapa sangka sekarang ia menjadi petinggi di perusahaannya. Eits, tetapi Ana bukanlah tokoh utama yang akan melukis kisah ini. Walapun memang tokoh Ana diceritakan di awal, tetapi bukanlah ia primadona dalam cerita ini. 

Suatu waktu, Ana diminta untuk merenovasi rumah Hesty. Saat itu Hesty sudah berusia paruh baya. Ia bisa mengenal Ana karena rekomendasi dari sahabat dekatnya sejak dulu, Patrisia. Di sinilah semuanya dimulai, Ana akan menjelajahi satu-persatu ruangan yang ada dalam rumahnya. Setiap sudut ruangan tersebut memiliki kisah kelamnya sendiri, mulai dari kehidupan Hesty dari lahir hingga masa dewasanya. 

Dalam waktu yang berdekatan, lahirlah seorang anak laki-laki dalam lingkungan yang sama, Tigor namanya. Memang mereka lahir dalam waktu yang hampir bersamaan, tetapi latar belakang hidup mereka sangatlah berbeda. Hesty terlahir dari keturunan ningrat. Semua kebutuhannya tercukupi mulai dari pendidikan yang tinggi, pangan, hingga aset yang melimpah. Di sisi lain, Tigor hanyalah seorang anak dari pembantu keluarga Hesty, Bi Ida.

Hesty dan Tigor menjadi teman baik sejak kecil. Mereka sering menghabiskan waktu untuk bermain bersama. Lambat laun, tampaknya Hesty dan Tigor menjadi dua bagian yang sulit terpisahkan. Namun, kekhawatiran muncul dalam benak ayah Hesty, Raden Wijaya. Ia takut hubungan anaknya dengan Tigor lebih dari teman. Ia selalu berpendapat bahwa Hesty harus mendapat pasangan yang sepadan, tidak seperti Tigor.

Kesalahpahaman juga turut menyelimuti di tengah alur cerita. Perselisihan yang terjadi di antara Hesty dan Tigor membuat pembaca geram. Tampaknya penulis berhasil memasukkan emosi di hati pembaca. Seandainya tidak ada kesalahpahaman di antara mereka, maka ending novel ini pun juga akan berbeda.

Ada kalanya kita jatuh cinta pada seseorang yang tak terduga. Inilah kisah perjalanan cinta Hesty dan Tigor, perjalanan cinta mereka yang mendapat banyak rintangan dan halangan. Rasa pantang menyerah selalu menaungi mereka untuk meyakinkan bahwa mereka dapat menggapai apa yang mereka inginkan. Perbedaan kasta membuat mereka seperti jauh dari takdir yang mereka harapkan. Namun, apalah daya manusia jika takdir telah berkata? 

Kelebihan

Novel ini menyajikan alur cerita yang ringan, intrik, dan tidak bertele-tele, membuat arah cerita mudah dipahami walaupun menggunakan alur maju-mundur. Karakter pada novel ini juga dijelaskan secara detail sehingga pembaca dapat merasakan ikatan emosional ketika membacanya. Latar yang disajikan begitu teliti membuat pembaca berhalusinasi bagai dalam dunia nyata. Selain itu, plot twist yang dimunculkan pada beberapa bagian menambah daya tarik novel ini. Banyaknya plot tak terduga membuat pembaca merasa gemas dengan kelanjutan setiap lanjutan ceritanya.

Salah satu kutipan yang menarik pada novel ini adalah “Kalian tahu apa rahasia dari waktu? Jawabannya sederhana: waktu terus melesat apa pun yang terjadi di dunia. Gunung meletus, waktu terus melesat. Tsunami raksasa menyapu benua, waktu terus melaju. Meteor menghantam bumi, membuat punah dinosaurus, waktu terus bergerak, tidak pernah berhenti walau sedetik untuk menyapa sekitarnya.” (halaman 289). 

Baca juga: Menyadari Integritas Manusia Lewat Refleksi Eksistensi Semesta

Sekilas memang terlihat sederhana, tetapi kutipan tersebut mempunyai makna yang sangat mendalam. Penulis seakan ingin menyampaikan pesan kepada pembaca bahwa alangkah berharganya waktu. Apapun yang terjadi di dunia ini, kehidupan dan waktu akan terus berlanjut. Kepuasan atau penyesalan seseorang adalah tentang bagaimana mereka menghabiskan waktu dan memanfaatkan kesempatan mereka sendiri.

Kekurangan 

Novel ini memang menyajikan kisah yang menarik yang dapat menyentuh perasaan hati pembaca. Namun, premis yang disajikan masih tergolong umum. Premis tentang kisah cinta dua tokoh yang terhalang oleh ketimpangan kasta dan restu merupakan hal yang sudah tidak asing lagi bagi kita. Sudah banyak buku terbitan lain yang menggunakan premis serupa. Selain itu, ending pada akhir cerita terlihat menggantung. Nasib akhir kedua tokoh utama tidak dijelaskan secara rinci. Walaupun premisnya masih tergolong umum, keindahan kisah ini masih dapat dinikmati pembaca. Masih banyak aspek lain yang dapat menyalakan kisah ini dan dapat bersaing dengan karya-karya lain. 

Kesimpulan 

Novel ini memang cocok untuk dibaca oleh remaja. Sajian cerita yang kompleks dengan konflik yang beragam sangat berpengaruh pada keindahan alurnya. Pesan moral yang dapat kita ambil dari novel ini adalah pentingnya menjaga komunikasi agar tidak terjadi kesalahpahaman. Kesalahpahaman akan menjadi fatal jika tidak segera diselesaikan, seperti kisah Hesty dan Tigor ini. Setiap pertemuan adalah takdir dan perpisahan adalah bagian dari rencana-Nya. Novel ini mengajarkan bagaimana cara kita dalam bertindak, entah dalam keadaan yang kita inginkan atau yang tidak kita inginkan. Semua itu bergantung pada usaha dan doa kita.

Lalu bagaimana keseluruhan alur cerita ini? Apa plot tak terduga yang akan menyambut para pembaca? Apakah Hesty dan Tigor akan bersatu seperti apa yang mereka inginkan?

Redaktur: Faizah Intan Yuliana Putri (MAN 1 Yogyakarta)

Editor: Olivya Permata Agustina

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *