Pagelaran Wayang Kulit: Dua Kembang Sepasang dalam Lakon Anjani

Yogyakarta – Sabtu (11/11/2023), UKM Karawitan Sekar Marapanjer Universitas Sanata Dharma (USD) mempersembahkan acara Pagelaran Wayang Kulit dengan mengusung tema “Kembang Sepasang”. Tema ini dipilih untuk menggambarkan dua dalang putri yaitu Ni Elisha Orcarus Allaso dan Ni Bernadetha Astri PN. Pagelaran wayang tersebut memilih lakon “Sang Anjani”. Acara ini berlangsung dari pukul 19.00一00.00 WIB bertempat di Panggung Realino, Kampus II Universitas Sanata Dharma.

Pagelaran wayang ini diselenggarakan oleh UKM Karawitan Universitas Sanata Dharma sebagai program kerja tahunan sekaligus memperingati Hari Wayang Kulit. 

Acara ini diawali dengan kata sambutan mulai dari ketua panitia pagelaran wayang yaitu Purohito; kemudian Ketua UKM Karawitan yaitu Dipta Nariswara; selanjutnya pembina UKM Karawitan yaitu Romo Gregorius Budi Subanar; dan kata sambutan terakhir dari Wakil Rektor II USD yaitu Dr. Yohannes Harsoyo. Acara dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng serta penyerahan wayang kulit kepada dua dalang yang akan melakoni “Sang Anjani”. 

“Pilihan dalang kembang sepasang dan lakon ‘Sang Anjani’ bagi saya sangat berarti untuk situasi masyarakat kita saat ini,” ucap Romo Gregorius Budi Subanar sebagai pembina UKM Karawitan.

Pagelaran wayang ini sangat unik dan spesial karena acara ini didalangi oleh dua putri. Biasanya dalam setiap acara wayangan, dalang selalu diperankan oleh pria sebagai cerminan pola budaya patriarki yang mendominasi masyarakat pada masa itu. Namun, pada pagelaran wayang ini dipilih dua putri sebagai dalang.

“Dari wayang ini, kita bisa lihat bahwa dalang tuh bukan hanya untuk para pria, tapi dalang tuh bisa juga untuk para wanita asal bisa mendalami serta menjiwai seni wayang,” ucap Romo Gregorius. 

Acara pagelaran wayang ini cukup banyak dihadiri oleh para pemuda dan warga sekitar. Acara ini juga berlangsung dengan lancar dan menarik perhatian penonton. Kemudian, banyak sekali harapan untuk lebih mengembangkan kembali acara wayangan terutama kepada dalang-dalang pada pagelaran wayang berikutnya.

“Harapan saya semakin lebih baik lagi dan juga semakin bisa menghadirkan dalang yang nggak harus terkenal, tapi bisa belajar dan dia mau diberi kesempatan untuk tampil di depan banyak orang untuk menunjukkan bahwa ini itu bernilai di dalam dirinya pribadi. Kemudian dalang-dalang terkhusus Universitas Sanata Dharma semakin berkembang, semakin banyak mengenal, dan semakin punya banyak ruang untuk belajar,” ucap Ni Bernadetha Astri. 

Acara ditutup dengan doa dan sesi foto bersama dengan para dalang.

Redaktur: Carlos Samuel Pasaribu

Editor: Sabina Lintang Kumala

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *