NYANYIAN MALAM

Ada sebuah pengalaman mencekam ketika aku remaja yang begitu membekas di memoriku. Saat itu, aku ingat betul bahwa tetanggaku baru saja melahirkan bayinya. Jadi, aku sempat berspekulasi bahwa semua yang terjadi malam itu berkaitan dengan tetanggaku. Namun, ternyata tidak.

Malam itu kamarku gelap. Hanya ada suara jam dinding ketika aku bersiap untuk tidur. Aku pun mencoba untuk tidur, tetapi di tengah tidurku aku terbangun. Ketika aku terbangun, ada ketidaknyamanan yang aku rasakan. Kemudian, aku mencoba untuk kembali tidur. Di tengah kesulitan untuk kembali memejamkan mata, aku mendengar sebuah senandung. Sebuah alunan nada dari seorang perempuan yang lembut dan sangat pelan, tetapi bisa kudengar dengan cukup jelas. Aku pikir itu tetanggaku. Mungkin dia sedang menenangkan bayinya. Lagipula, wajar jika ia bersenandung untuk menenangkan bayinya yang sudah bangun karena aku pikir ini sudah pagi buta.

Rasanya telingaku terpaku pada nyanyian itu sebab nyanyian itu satu-satunya sumber suara ditengah suasana yang hening. Entah mengapa, suara itu membuatku terjaga dan enggan menutup mata. Setelah aku dengarkan dengan saksama, rupanya nyanyian itu hanyalah senandung tanpa kata-kata. Hanya gumaman nada yang semakin kudengar semakin terasa menyeramkan.

Ketika aku membuka ponsel, aku baru menyadari bahwa saat itu jam masih menunjukkan pukul 2 malam. Aku jadi berpikir, mengapa ia membawa dan menenangkan bayinya di luar,di malam hari dengan hawa yang dingin, dan berjalan-jalan di sekitar rumahku dari ujung depan hingga belakang? Saat itu, aku mulai paham bahwa semua ini adalah sesuatu yang tidak beres.

Aku yang sudah terlanjur ketakutan gagal untuk berusaha kembali tidur. Dua sumber suara utama pada saat itu, yaitu detik jam dinding dan senandung, itu membuatku frustasi. Aku bergegas meraih earphone-ku dan menyalakan musik dengan volume yang keras. Aku membelakangi jendela kamarku dan meraih bantal untuk menutupi kepalaku agar aku tak mendengar nyanyian itu lagi dan hanya mendengar musik dari ponselku.

Tetap saja, siapa yang bisa tidur dengan kondisi seperti itu? Tanganku pegal karena memegangi bantal dan aku tidak mungkin tidur dengan suara musik kencang di telingaku. Meskipun begitu, aku tetap memutuskan untuk memejamkan mata dengan keadaan masih terjaga. Beberapa menit kemudian, aku melepas earphone-ku dan mendapati bahwa suara itu sudah menghilang.

Ketika aku kembali berusaha untuk tidur, suara itu kembali. Tidak lagi di sekitar rumahku,melainkan berpindah ke lantai 2 yang merupakan tempat terbuka untuk mencuci dan menjemur pakaian. Aku juga sempat mendengar suara itu berpindah ke bagian atas rumahku.

Pikiranku mulai kacau dan tubuhku berkeringat. Awalnya aku berniat berlari ke kamar orangtuaku, tapi karena ketakutan, aku mengurungkan niatku itu. Ada satu pintu kaca pembatas didekat tangga. Aku takut terdorong untuk menengok ke arah pintu itu dan justru mendapati sesuatu yang menyeramkan di baliknya. Aku pun berakhir terjebak di kamarku sendiri.

Kepalaku kembali berkecamuk. Dari yang aku tahu, jika suara itu terdengar keras, maka sumbernya berasal dari tempat yang jauh. Namun, suara itu terdengar samar-samar di lantai 2 saat ini. Jika teori itu benar, ah.. Aku sudah merinding dan hampir menangis saat itu. Aku pasrah, terserah walaupun ‘dia’ akan muncul.

Aku bergegas ke kamar orang tuaku dan mengetuk pintu kamar mereka. Aku masuk,membangunkan papa sembari membiarkan pintu di belakangku tetap terbuka. Di malam yang gelap itu, hanya aku yang bangun sendirian dan perasaan was was akan sesuatu yang kupikir mengintaiku tumbuh semakin besar. Ketika papa bangun, aku mengadu bahwa ada seseorang yang bernyanyi di luar. Aku memintanya untuk memeriksa suara itu. Papa bergegas memeriksa pintu samping rumah. Tidak ada siapa-siapa, bahkan semua pintu rumah tetangga tertutup rapat dan tidak ada orang di luar. Papa juga berkata bahwa tidak ada yang bernyanyi saat itu.

Aku berakhir tidur dengan orang tuaku. Nyanyian itu cukup membekas. Aku tidak ingat susunan nada dari senandung itu, yang aku ingat hanyalah alunan nada itu terdengar bagus,tetapi membuatku merasa tidak nyaman. Sampai sekarang, aku tidak tahu kenapa aku mendengar nyanyian itu dan mengapa suara itu ada.

Cerita dari: Anonim

Editor: Laetitia Sugestian

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *