Ada tiga strategi efektif dalam mengatasi rasa malas berkuliah agar dapat meningkatkan kesejahteraan akademis dan mental mahasiswa. Tiga strategi tersebut antara lain menghindari teman yang toxic, tidak berteman dengan individu yang problematik, dan menghindari pekerjaan sampingan yang menyebabkan stres. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui strategi yang dapat membantu mahasiswa mengatasi rasa malas dan mencapai potensi akademis mahasiswa.
1.Menghindari teman yang toxic
Menghindari teman yang toxic bisa menjadi langkah penting dalam menjaga kesehatan mental dan keberhasilan akademis. Teman yang toxic dapat memengaruhi suasana hati, motivasi, dan persepsi diri seseorang secara negatif. Ini dapat mengganggu fokus dan produktivitas dalam belajar. Memilih lingkungan sosial yang positif dapat membantu mahasiswa merasa lebih termotivasi dan berkembang secara pribadi dan akademis. Sebagai contoh, banyak mahasiswa menjadi mata-mata temannya sendiri sama halnya dengan bermuka dua. Jika kita berbicara mengenai teman yang toxic, sebenarnya masih banyak hal yang perlu kita hindari.
Solusi yang efektif menghindari teman yang toxic yakni dengan menerapkan batasan, menjaga jarak, dan mencari bantuan teman yang profesional. Melakukan langkah-langkah ini dapat membantu menjaga suasana hati dan motivasi dalam perjalanan akademis serta membantu membangun hubungan yang lebih sehat dan positif.
2. Tidak berteman dengan individu yang problematik
Tidak berteman dengan individu yang problematik juga merupakan langkah yang penting dalam menjaga kesejahteraan mental dan kesuksesan akademis. Berinteraksi dengan orang-orang yang terlibat dalam perilaku negatif dapat menyebabkan stres dan mengganggu fokus pada tujuan akademis. Dalam lingkungan perguruan tinggi, menjaga jarak dari individu yang problematik dapat membantu memelihara keseimbangan dan konsentrasi. Ini bukan hanya tentang menghindari konflik, melainkan juga tentang melindungi diri sendiri dari pengaruh negatif yang dapat memengaruhi kesejahteraan kita secara keseluruhan.
Solusi efektif yang dapat dilakukan yakni dengan menetapkan batasan-batasan yang jelas dalam hubungan dengan individu tersebut dan pastikan untuk tidak terlibat dalam perilaku atau situasi yang merugikan.
3. Menghindari pekerjaan sampingan yang menyebabkan stres.
Menghindari pekerjaan sampingan yang menyebabkan stres bisa menjadi keputusan yang bijaksana, terutama bagi mahasiswa yang ingin menjaga keseimbangan antara akademis dan kesejahteraan mental. Pekerjaan sampingan yang berlebihan dapat mengganggu fokus pada studi, mengurangi waktu istirahat, dan meningkatkan kelelahan. Ini dapat berdampak negatif pada kualitas hidup secara keseluruhan.
Solusi menghindari pekerjaan sampingan yang menyebabkan stres dalam dunia perkuliahan yaitu dengan tidak terlalu memikirkan hal-hal yang membuat mental kita down atau stres, santai tetapi tetap bisa mengejar jobdesc. Selain itu juga, kita harus memprioritaskan pekerjaan yang fleksibel, mencari dukungan dari rekan kerja, dan membangun lingkungan kerja yang positif serta jangan ragu untuk menetapkan batasan yang jelas antara pekerjaan dan studi agar dapat menjaga keseimbangan yang sehat di antara keduanya. Solusi di atas bisa kita terapkan agar kesehatan mental kita lebih sehat.
Editor : Helena Setiasari