Universitas Sanata Dharma Yogyakarta berhasil menyelenggarakan acara Gelar Budaya 2023 bertemakan “Kebersamaan dalam Keberagaman”, pada hari Jumat, 8 Desember 2023, bertempat di Auditorium Driyarkara Kampus 1 Mrican. Gelar Budaya 2023 merupakan salah satu dari rangkaian acara Dies Natalis Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan untuk pertama kalinya acara ini diselenggarakan sebagai ajang pertunjukan kebudayaan yang ada Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Open gate dimulai pukul 15.30 WIB. Sebelum memasuki Auditorium, terdapat pemeriksaan barang bawaan dan pembagian kupon bagi para tamu undangan. Acara dimulai pukul 16.00 WIB dan dibuka oleh MC, yaitu Claudia Intan dan Vincensia Araya Reinita. Acara dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan “Indonesia Raya” dan hymne Sanata Dharma yang dipandu oleh grup Paduan Suara Mahasiswa Cantus Firmus (PSMCF) dan dilanjut dengan doa pembuka yang dipimpin oleh Mario Gratias Nadho Keli. Acara dilanjutkan dengan sambutan dari ketua panitia Gelar Budaya 2023, yaitu Andreas Satya Bangga Nisa dan sambutan darI Rektor Universitas Sanata Dharma, Romo Albertus Bagus Laksana, S.J.,S.S.,Ph.D.
Acara ini dihadiri oleh sekitar 818 orang. Hadirin yang datang tidak hanya berada di kalangan mahasiswa saja, melainkan dari berbagai kalangan pun menghadiri acara ini, seperti rektor, dosen, orang tua, dan beberapa tamu undangan. Tamu undangan yang datang dalam acara ini seperti siswa Sekolah menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Unit Kegiatan Program Studi (UKPS), dan Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS). Acara yang mengangkat tema kebudayaan ini mengajak semua orang yang tertarik dengan kebudayaan untuk ikut serta merayakan keanekaragaman yang ada di Indonesia.
Tidak hanya menampilkan pementasan antar budaya saja, acara ini juga menghadirkan stand-stand kebudayaan yang menjual berbagai makanan dan barang-barang khas dari berbagai daerah. Ada beberapa stand budaya yang menghadiri acara ini, antara lain Jawa Barat, Batak, Yogyakarta, Mentawai, Bali, Nias, Kalimantan, Nusa Tenggara Timur, Sumatera Selatan, dan Papua.
Acara dimeriahkan oleh penampilan dari beberapa kelompok kebudayaan daerah, seperti Grisadha yang menampilkan Tarian “Jo Turu Sore”, komunitas mahasiswa Mentawai yang mempersembahkan “Tari Kreasi Mentawai”, Paduan Suara NTT, Komunitas Sekar Jepun Bali yang membawakan tarian “Natya Kirana”, Komunitas Pakat Dayak (Kalimantan) yang menampilkan tarian “Tanggui”, PSM Cantus Firmus yang menyanyikan lagu daerah, Ono Niha (Nias) yang membawakan tarian “Tuwu” Vs “Baluse, penampilan dari komunitas NTT yang membawakan tari kreasi NTT, Mahasiswa Papua yang membawakan Tari Kreasi Papua, dan yang terakhir penampilan dari Sexen yang membawakan beberapa lagu modern. Tidak hanya menyajikan berbagai penampilan kebudayaan, acara juga dijeda dengan ice breaking sebanyak tiga kali dan pada setiap ice breaking disediakan tiga pertanyaan mengenai Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Setelah rangkaian pementasan, acara ditutup dengan menyanyikan Hymne Sanata Dharma yang dipimpin oleh PSM, kemudian dilanjut doa penutup yang dipimpin oleh Priani Septi, serta penutupan dari MC.
Acara Gelar Budaya 2023 berjalan dengan lancar dan meriah sehingga menuai berbagai respon positif dari beberapa penonton.
“Untuk kesan dari acara Gelar Budaya ini bagus dan menarik untuk di tonton (ditonton), apa lagi (apalagi) banyak penampilan dari daerah2 (daerah-daerah) yang kemungkinan masih banyak yg tidak tahu, dengan adanya Gelar Budaya ini kita dapat melihat keberagamam (Keberagaman) yang ada di Nusantara”, ucap Horas, selaku mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
“Aku tertarik untuk hadir dan nonton karena aku suka pertunjukan budaya gitu apalagi budaya Indonesia kan dan kebetulan ada beberapa temenku (temanku) yang ikut partisipasi jadi penampil di acara ini”, ucap Dena, selaku mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarata.
“Iyaaa bakal aku rekomendasiin ke temen-temenku, rate acaranya dari aku 9/10 karena emang bagus dan seru”, lanjutnya.
“Penampilan yang paling berkesan menurut saya adalah penampilan dari daerah Mentawai, karena apa itu, salah satu penampilan yang sangat unik dengan instrumen musik dan gerakan yang di tampilin (ditampilkan) sangat jarang diketahui oleh banyak orang”, ucap Norva selaku salah mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
“Pasti akan saya rekomendasi untuk semua teman-teman saya,karena acara ini sangat menarik”, lanjutnya.
Setelah acara penampilan lintas budaya telah selesai, namun para pengunjung masih dapat menikmati keindahan dari berbagai unsur kebudayaan Indonesia dengan menghadiri stand-stand kebudayaan yang terdapat di depan pintu Auditorium Driyarkara.
Editor: Grace Tania Artasia