Mahasiswa Sastra Indonesia angkatan 2019, Universitas Sanata Dharma mengadakan pementasan drama sebagai bentuk tugas akhir dari mata kuliah Ekspresi Sastra di Gedung Baru, Universitas Sanata Dharma, Sabtu (17/12). Pementasan ini digelar dalam satu hari selama tiga jam dengan empat kelompok.
Setiap kelompok membawakan naskah yang berbeda. Kelompok A1 membawa drama dengan judul “Jaka Tarub dan 7 Bidadari” dengan perubahan sedikit alur. Kelompok A2 membawa drama yang berjudul “Merah”. Drama ini menceritakan tentang kisah perjalanan seorang anak yang mencari ayah kandungnya yang terpisah sejak lahir. Sementara itu, kelompok B1 membawakan drama dengan judul “Gaun Magenta Lia” yang diadaptasi dari cerpen “Gaun Magenta Delia” karya Tiar Nugraha. Drama ini menceritakan tentang seorang pekerja malam yang diselimuti kesendirian hingga berakhir mati dengan tidak wajar. Adapula, kelompok B2 membawakan drama dengan judul “Maria Zaitun”. Drama ini diadaptasi dari puisi “Nyanyian Angsa” karya W.S Rendra. Drama ini menceritakan seorang pelacur yang bernama Maria Zaitun yang ditolak lingkungannya karena penyakit yang diderita.
Persiapan ini dilakukan sejak akhir bulan Oktober. Setiap kelompok melakukan persiapan dengan olah rasa, olah tubuh, dan olah suara. Setiap kelompok pun membagi sutradara, pimpinan produksi, dan koordinator lainnya. Mengingat persiapan pementasan ini juga membutuhkan persiapan properti. Oleh karena itu, mahasiswa Sastra Indonesia 2019 bersama-sama membentuk koordinator sebagai perwakilan kelompok.
Kusuma Rahmawati, salah satu mahasiswi Sastra Indonesia 2019 yang juga menjadi sutradara dari kelompok B1 dan ikut serta dalam koordinator umum mengungkapkan bahwa mereka saling mempersiapkan banyak hal hanya dalam satu bulan.
“Tidak hanya terfokus pada naskah, tetapi kita satu angkatan juga bersama-sama membentuk koordinator untuk memudahkan dalam berkomunikasi atas kebutuhan kelompok.” ucap mahasiswi ini.
Aftali Akhsa, sutradara A1 juga turut menyampaikan bentuk-bentuk persiapan yang dilakukan para mahasiswa.
“Setiap perwakilan kelompok yang masuk dalam koordinator melakukan rapat bersama-sama sesuai kebutuhan. Latihan pun dibagi sesuai jadwal secara bergantian di Ruang Play Performance untuk setiap kelompoknya.” tutur mahasiswi yang biasa dipanggil Lili.
Usaha dan persiapan dengan waktu singkat ini membuahkan hasil yang baik. Sekalipun mereka telah menghadapi beragam kesulitan, tetapi mereka bersama-sama menghadapi dan mencari solusinya.
Keberhasilan dan capaian para mahasiswa Sastra Indonesia angkatan 2019 ini ditanggapi oleh Rano Sumarno, S.Sn., M.Sn., dosen mata kuliah Ekspresi Sastra.
“Malam ini sangat luar biasa. Kalian menunjukkan totalitas dan mencapai katarsis. Malam ini akan menjadi kelegaan yang membekas sepanjang hayat kalian. Saya sangat senang, bangga, dan harus atas kerja keras kalian,” ungkap Rano.