Desa Bayan memiliki alam yang asri, kaya akan alam dan semua masyarakat makan dan bekerja dari alam. Lalu, bagaimana jika desa itu ingin dibeli oleh perusahaan dan dijadikan ladang kelapa sawit? Kisah yang menarik dari novel Bumi Ayu mengajak kawan-kawan untuk melihat, bagaimana suatu kekuasaan itu mendominasi hidup rakyat.
Awal kedatangan perusahaan PT Bintang Utara
Kedatangan perusahaan ke desa Bayan seakan menjadi mimpi buruk untuk Dara Kirai kecil. Mendekati rakyat imingan akan kesejahteraan rakyat yang dilihat dari pandangan perusahaan. Seperti, membuka lapangan pekerjaan, membuka sekolah, dan segala hal untuk kesejahteraan rakyat dengan syarat warga Bayan harus menjual tanah mereka dengan harga yang disepakati.
Tentunya perkara seperti ini membuka perdebatan antara warga yang setuju dan tidak setuju sehingga memunculkan dampak sosial antar warga. Bagaimana perlawanan warga yang tidak ingin tanahnya dijual, karena tanah mereka adalah harga mati mereka. Bagaimana perusahaan memanipulatif warga yang setuju dan membuat warga seakan tidak ada tidak pilihan lain?. Penggambaran selengkapnya ada di dalam novel Bumi Ayu karya Restiana Purwaningrum.
Pencemaran Alam
Alam dapat tercemar oleh siapa saja, baik dengan sengaja maupun tidak sengaja. Dalam cerita Bumi Ayu perusak alam berasal dari sebuah industri bahan pangan yang sangat besar yaitu kelapa sawit. Yang mana di Indonesia sendiri kelapa sawit sudah menjamur di daerah kalimantan dan sumatra. Berdasarkan laporan dari Badan Pusat Statistik (BPS) di tahun 2020 terdapat 163 perusahaan perkebunan kelapa sawit milik negara. Dari penggambaran cerita novel ini, untuk membangun industri atau perusahaan itu, lingkungan asri dan masyarakat setempat lah yang dikorbankan.
Tercemarnya Alam dari cerita pengarang adalah dimana perusahaan tidak tanggung jawab atas kesepakatan dan janji manis mereka, yang mana salah satu contohnya adalah pembangunan perusahaan tanpa analisis mengenai dampak lingkungan atau (AMDAL). AMDAL merupakan hal yang sangat penting untuk suatu industri karena bersangkutan dengan kehidupan makhluk sekitar. Tanpa adanya AMDAL, maka itu sangat merugikan lingkungan dan masyarakat.
Karya sastra yang mendukung alam
Perjuangan para tokoh seperti Dara Kirai, Byan Borneo, Bumi Ayu, dan Rimba Samudra adalah seperti menggerakan massa untuk demo melawan perusahaan, membuka kegiatan bagi ibu-ibu yang kehilangan suami untuk dapat kembali bekerja, membuka kelas belajar anak-anak untuk mengenyam pendidikan, dan perlawanan lainnya yang dikisahkan secara menarik oleh penulis.
Sebuah karya sastra tentang lingkungan seperti novel Bumi Ayu terbitan dari Pataba Press ini, perlu mendapatkan perhatian dari anak muda untuk memperkaya literasi mengenai lingkungan. Sehingga dari literasi tentang alam ini, dapat membangun empati manusia akan alam dalam memperjuangkan kelestarian lingkungan. Jika ada yang mencoba merusak lingkungan maka kita bisa menyuarakan.
Baca resensi selanjutnya Untuk diriku di Masa Depan