Mahasiswa baru (maba) di perguruan tinggi sering kali merasa kebingungan ketika pertama kali menginjakkan kaki di dunia perkuliahan. Perbedaan sistem belajar mengajar, lingkungan baru, peraturan baru, dan banyaknya kegiatan dapat membuat mahasiswa baru merasa kebingungan. Berbeda dengan masa sekolah, di perguruan tinggi mahasiswa memiliki lebih banyak kebebasan untuk melaksanakan kegiatan. Materi perkuliahan yang lebih kompleks juga menjadi faktor mahasiswa baru merasa bingung. Mahasiswa juga diharuskan berinteraksi dengan lingkungan sosial yang lebih luas, mereka akan bertemu dengan orang-orang baru dari latar belakang yang berbeda-beda.
Pada situasi tersebut, organisasi kemahasiswaan dapat membantu mahasiswa baru untuk beradaptasi dengan dunia perkuliahan. Organisasi kemahasiswaan menyediakan ruang bagi mahasiswa baru untuk berinteraksi dengan banyak orang, baik teman seangkatan, senior, serta dosen. Selain itu, senior dalam organisasi juga seringkali memberikan dukungan, bimbingan, dan nasihat yang dapat membantu beradaptasi di dunia perkuliahan.
Melalui berbagai kegiatan yang diselenggarakan, mahasiswa baru tidak hanya mengenal teman-teman baru, tetapi juga dapat mengasah soft skills seperti kerja sama tim, komunikasi, dan kepemimpinan. Dinamika dalam organisasi menuntut mahasiswa baru untuk aktif berinteraksi. Soft skill yang telah dikembangkan sangat penting untuk kehidupan mahasiswa di dunia perkuliahan.
Diambil dari penelitian peranan organisasi kemahasiswaan terhadap pengembangan soft skills di Universitas Pendidikan Indonesia tahun 2021, sebanyak 100% responden dari 50 orang merasakan manfaat dari keikutsertaan berorganisasi. Jenis soft skills yang paling banyak mengalami perkembangan adalah kerjasama dan kolaborasi. Hal tersebut berdasarkan persentase responden yang memilih, sebanyak 88.2% responden, 44 dari 50 orang mengalami perkembangan jenis soft skills kerjasama dan kolaborasi.
Organisasi kemahasiswaan juga menyediakan wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan minat dan bakat. Kegiatan yang diselenggarakan oleh kampus dapat membuat mahasiswa baru mengembangkan potensi diri dan meningkatkan keterampilan. Selain itu, organisasi mendorong mahasiswa untuk mengusulkan ide-ide baru.
Keterlibatan mahasiswa dalam organisasi memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk berkontribusi dalam kegiatan sosial. Melalui kegiatan seperti pengabdian masyarakat yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar, mahasiswa dapat mengembangkan empati dan kepedulian sosial.
Tak kalah penting, organisasi kemahasiswaan membuat mahasiswa baru mengembangkan jaringan sosial. Melalui koneksi dengan berbagai pihak, mahasiswa mendapatkan peluang untuk memperoleh informasi kegiatan ataupun pengetahuan dengan lingkup yang lebih luas dan kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai proyek.
Secara keseluruhan, organisasi kemahasiswaan banyak memberikan dampak positif bagi mahasiswa baru. Semua manfaat ini berkontribusi dalam pengalaman selama berkuliah. Dengan dukungan organisasi, mahasiswa baru dapat mempercepat proses adaptasi dan siap menghadapi tantangan di dunia perkuliahan.
Editor: Maria Tatag Prihatinningtyas Wigati