Merantau
Merantau bukan lagi hal asing bagi pelajar dan pekerja
Tinggal di atas tanah orang
Bernafas dengan udara lingkungan orang
Dan tinggal diruangan 3×3
Tempat dia makan
Tempat dia belajar
Tempat dia tertawa
Tempat dia menangis
Dan tempat dia menumpuk rindu
Ingin sekali rasanya dia berkata “Ma, pa aku lelah merantau”
Namun kalimat itu tidak pernah dia ucapkan
Dipendamnya kalimat itu dalam hati dan otaknya
Kadang dia juga khawatir dengan perjuangannya
Dia khawatir apa semua akan berbuah indah
Rasa khawatirnya membuat dia ingin menyerah saja
Tapi dia teringat lagi akan harapan besar oaring tuanya
Harapan para warga desa padanya
Dan kepercayaan Tuhan yang sudah diterimanya
Saat musim sulit tiba
Dia menahan lapar
Dia menahan haus
Dan menahan semua keinginan yang besar
Seribu, duaribu, dan limaratus rupiah dia hemat dengan sungguh
Kini dia sudah terbiasa dengan semua itu
Kini dia yakin segala perjuangan akan berbuah indah.
Ibu
Ibu adalah arunika yang ingin selalu aku pandang
Yang senantiasa memancarkan cahaya indah tanpa noda
Yang senantiasa datang tanpa diminta
Yang senantiasa bersinar tanpa jeda
Ibu adalah pelabuhan terakhirku saat sedih
Tempatku bercerita saat merasa putus asa
Tempatku untuk mengadu saat lelah
Tempatku menangis saat kecewa
Ayah
Ayah adalah pahlawan yang selalu menjagaku
Yang berdiri paling depan saat musuh datang
Yang berteriak keras saat tersakiti
Yang terjaga saat aku menderita
Ayah adalah guru terbaikku dalam segala hal
Dia mengajarkan aku untuk menjadi wanita kuat
Dia mengajarkanku menjadi wanita pemberani
Dia mengajarkanku menjadi diri sendiri