Meratap pilu pada badai sendu perapian tempo lalu
Peraduan api menjadi serupa tarian yang begitu menggebu
Lihat, lihai sekali jingga itu meliuk-liuk merdu
Pada bentala yang baranya menggaung-gaung
Meski didengar pula ratapan pilu atas mereka yang menjadi abu
Bagaikan dentum meriam yang memekak telinga
Rintihan air kembali terdengar tanpa jeda
Mereka mengesah pada hidup yang menjadi nista
Sebab kotornya mereka membaui seisi buana
Ibu pertiwi pun mengadu dan mengeluh
Pada kamu kamu yang gemar kepalang gemuruh nan riuh
Demi menyerut hasrat ria yang ampas, kau jilat mereka di singgasana
Tak sepintas pun kamu pikirkan
Tangisan hampa atas mereka yang hampir binasa
Karya: Sabina Lintang