Sehat Mental di Tengah Pandemi

Lewat OSEM ia mengajak teman-teman untuk tetap sadari diri dan tidak perlu khawatir dan cemas.

Di masa pandemi ini kita kerap kali merasa cemas dan khawatir. Sehat mental di tengah pandemi sangat perlu diperhatikan. Apakah kita akan baik-baik saja? Apakah teman-teman, keluarga, dan orang-orang diluar sana akan baik saja-saja? Sejak diterapkannya aturan pembatasan sosial dan tetap di rumah saja kita mengalami gangguan pikiran-pikiran negatif.

Hal ini yang membuat Adjie Santosoputro pakar mindfulness mengadakan siaran langsung di akun instagram pribadinya. OSEM atau obrolan sehat mental menjadi nama untuk segmen seputar topik-topik kesehatan mental. OSEM rutin diadakan setiap hari jumat pukul 20.00-21.00. Segmen ini sudah berlangsung selama tiga episode dengan tiga narasumber dari latar belakang yang berbeda.

Episode pertama pada Jumat 15 Mei dengan narasumber Ucita Pohan dan topik Self Love. Pada episode ini saya ketinggalan. Saya hanya mengikuti episode kedua dan ketiga. Episode kedua OSEM bersama Nago Tejena seorang psikolog dengan topik Insecurity (22 Mei).

coba diklik

“Mengapa kita sering merasa insecure? Karena selama ini kita mengikuti norma sosial. Insecure itu muncul karena kita merasa tidak aman dan cemas. Kita menciptakan diri kita untuk disukai dan diterima oleh sosial. Coba kita belajar untuk berani tidak disukai?” tutur psikolog itu yang mengaku sebagai dukun profesional. 

Adjie mengatakan bahwa mengenali diri  sendiri dan melangkah pelan-pelan  dan ingat niat di awal merupakan cara belajar untuk tidak insecure.  Tidak hanya masalah insecure, overthinking juga merupakan hal yang sering kita alami. Kedua hal ini kerap muncul bersamaan di pikiran. Overthinking menjadi topik di episode ketiga bersama seorang psikoterapis, Andreas Kurniawan.

“Overthinking adalah berpikir kebablasan. Tujuan berpikir untuk antisipasi. Antisipasi menghasilkan problem solving. Tetapi pikiran berlebih memunculkan problem lain.” tutur psikiater pecinta doraemon. Adjie selaku pakar mindfulness berpendapat “kita juga perlu berjarak dengan pikiran. Meluangkan waktu 10 atau 20 menit dalam sehari untuk menyadari nafas. Kita terlalu sering berusaha mengendalikan yang tidak bisa kita kendalikan. Padahal kita bisa memikirkan apa yang bisa kita kendalikan.” tutup laki-laki yang selalu mengenakan pakaian serba putih.

Sudah hampir tiga purnama kita hanya berada di rumah dan tidak bertatap secara langsung. Kita pasti lebih sering bermain sosial media. Ketika melihat sosial media tidak jarang pikiran-pikiran negatif muncul. OSEM episode empat 6 Juni dengan topik Rehat bersama Kunto Aji. Tidak sabar rasanya melihat dua idola dalam satu frame bersama. 

           

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *