Minggu (11/02/24) – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Sanata Dharma (USD) dan Unit Kegiatan Pers Mahasiswa Natas mengunggah sebuah postingan di laman Instagram mereka masing-masing @bemusdyk dan @natasmedia. Posting-an tersebut berisi undangan yang ditujukan kepada para mahasiswa USD. Hal itu berisikan ajakan kepada para mahasiswa untuk ikut serta dalam Aksi Gerakan Driyarkara Muda.
Aksi tersebut dilaksanakan pada Senin (12/02/24) dengan titik kumpul di Kantin Realino USD. Rencananya aksi tersebut akan dilaksanakan mulai pukul 11.00 WIB hingga selesai. Aksi gerakan ini bertujuan untuk menyampaikan 15 tuntutan yang diajukan oleh perwakilan Driyarkara Muda.
Posting-an terkait dengan undangan Aksi Gerakan Driyarkara Muda yang diunggah di akun Instagram @bemusdyk menuai banyak tanggapan dan menjadi perbincangan hangat di lingkup Universitas Sanata Dharma. Terpantau pada (12/02) pukul 19.50 WIB posting-an tersebut mendapatkan 1.607 likes dan 2.092 komentar.
Banyak pro dan kontra dari mahasiswa Sanata Dharma mengenai rencana aksi yang akan dilakukan. Hal tersebut dapat dilihat dari komentar yang terdapat di akun Instagram @bemusdyk. Terdapat banyak perdebatan yang terjadi dalam kolom komentar posting-an tersebut.
Sebagian besar mahasiswa yang tidak setuju dengan aksi tersebut merasa tuntutan yang dilampirkan tidak mewakili suara seluruh mahasiswa. Pada beberapa hari sebelumnya, BEM USD tidak mengadakan survei untuk mendapatkan tanggapan dari mahasiswa. Hal tersebut menimbulkan banyak pertanyaan dari mahasiswa Sanata Dharma. Selain itu, sebagian besar mahasiswa merasa bahwa rencana aksi yang akan dilaksanakan sudah terlambat karena H-2 menuju pemilihan umum (pemilu) dan memasuki masa tenang. Akun Instagram @r******** menyatakan, “Sorry ini boleh ga dicantumkan bukti dasar dari tuntutan yang teman – teman muat dalam lembar publikasi? Lalu apakah iya ini sudah diketahui dan disetujui rektor?”
Pada poin ke-6, yang berisikan Hentikan Operasi Militer, tuntaskan pelanggaran HAM, dan berikan Hak Menentukan Nasib Sendiri bagi bangsa Papua Barat, banyak dipertanyakan.Adanya pembahasan mengenai Papua Barat menambah komentar kontra dari para mahasiswa Sanata Dharma. Salah satu komentar tersebut berasal dari akun Instagram @i******* yang berisi, “Isi poin tuntutannya terlalu banyak dan tidak jelas tujuannya khususnya pada poin ke 6 sangat disayangkan kenapa sekelas bem usd bisa melontarkan kata” seperti itu, kebayang gak kalo sampe terjadi sesuatu di daerah yg dimaksudkan pada poin 6 itu dan untuk tuntutan poin 1 kalian sudah menghilangkan citra humanis dari usd itu sendiri.”
Akan tetapi, ada beberapa mahasiswa yang setuju dengan rencana aksi ini. Hal ini dibuktikan dengan adanya komentar dari akun @n********** yang berisi “BEM sudah benar menunjukkan sikap seperti ini. Justru inilah yang dinanti dari BEM Sadhar. Saya tidak peduli dengan komentar-komentar negatif tentang sikap BEM ini. Panjang umur perlawanan!”
Beberapa dosen mendukung rencana kegiatan aksi ini. Dengan demikian, mata kuliah yang seharusnya dilaksanakan secara luar jaringan (luring) diubah menjadi dalam jaringan (daring). Mahasiswa yang ingin bergabung dalam aksi ini diharapkan memahami alasan dan tujuan dari pelaksanaan aksi tersebut.
Editor : Catharina Menur Sekar Putih