Reruntuhan Kenangan

Di balik pintu kayu bertatahkan mimpi,

Rumah kita berdiri, penuh cinta dan sinar senja.

Namun, di bawah atap yang rapuh,

Tersembunyi rahasia yang memudar warna.

Bicara kebohongan terpintal di antara dinding,

Rumah itu runtuh dalam derai kepercayaan.

Dia, sang pujangga dusta,

Membangun tembok palsu di antara kita.

Seiring waktu, jendela itu tertutup rapat,

Menutupi pandangan tentang kebenaran.

Rumah yang kini penuh retak,

Menjadi saksi bisu pada kehilangan kita.

Pernikahan yang layaknya istana,

Sirna dalam angin mendesah kebohongan.

Sebatang lilin menyala sendiri,

Menyiratkan kesepian di dalam hati.

Tinggalah kita di reruntuhan kenangan,

Menyisakan sejumput harapan yang terluka.

Rumah yang dulu penuh tawa dan cerita,

Kini hanyalah bayang-bayang yang memudar.

Karya: Evita Wahyu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *