Raih IPK Nyaris Sempurna, Begini Profil Lulusan Terbaik Mahasiswa Sastra Indonesia USD Angkatan 2020

KATAKARSA.COM, Yogyakarta – Lulus dengan IPK nyaris sempurna 3.99, Sesilia Sasanda Eka Putri Novaliana telah memperoleh gelar sarjana Sastra dan Lulusan terbaik pada hari Jumat 17 Maret 2023 di Auditorium Drikarya Universitas Sanata Dharma.

Untuk mendapat hasil yang memuaskan ini,  Sasa perlu sebuah perjuangan, komitmen, dan konsistensi setiap semester. Terlebih perempuan kelahiran Bandar Lampung ini memiliki hobi dalam dunia Jurnalistik, di samping padatnya jadwal perkuliahan.

Bagi Sasanda Eka Putri Novaliana  mengeyam bangku kuliah sembari berorganisasi  menjadi tantangan sendiri. Dibutuhkan komitmen dan manajemen waktu yang baik untuk melakukan kedua aktivitas tersebut. Sehingga tanggung jawab sebagai mahasiswa dan kordinator divisi tata laksana Cana Community tidak terabaikan.

“Membuat list pekerjaan dari yang paling penting sama paling lama sisanya waktu digunakan untuk mengerjakan hobi atau aktivitas lainnya….,” ujarnya dilansir dalam kegiatan wawancara pada Senin, 20 Maret 2023.

Semester satu dan semester dua merupakan masa terberat Sasa. Selain masih banyaknya jumlah SKS dan mata kuliah, banyak tugas-tugas yang menumpuk. Sebagian besar tugas mengarah pada  presentasi, analisis, pembuatan makalah, dan tugas lain yang menguras waktu dan tenaga.

“Tepat waktu mengerjakan tugas, mengatur waktu antara belajar dan beraktivitas sesuai dengan porsinya tetapi tetap  menemukan hal-hal baru,” ucapnya saat ditanya solusi bila tugas menumpuk.

Kemudian pada semester akhir terdapat tantangan untuk menyelesaikan skripsi. Dukungan penuh dari orangtua serta keluarga dan motivasi diri menjadi alasan kuat mengapa Sasa tetap berjuang untuk meraih kelulusan dengan IPK tertinggi. “Ingin tahu sejauh mana diriku bisa berkembang…,” tuturnya.

Dalam mengenyam studi sebagai seorang sarjana di Perguruan Tinggi Katolik swasta terbaik ini, Sasa mendapat  pengalaman suka dan duka di bangku kuliah.

“Sukanya,  belajar tentang sastra-sastra yang ada di Indonesia dan belajar bahasa Indonesia secara baik dan benar. Dukanya, perkuliahan masa daring yang sempat menjadi tantangan untuk mencari jadi diri dengan keterbatasan di masa pandemi tsb..,” Bukan hal yang perlu ditanyakan lagi bahwa  Angkatan 2020 hanya mengalami pembelajaran secara luring selama 1 semester.

Pernah mengalami luring selama 1 semester, tak membuat Sasa sulit beradaptasi dengan pembelajaran daring. Ia justru memanfaatkan situasi baru ini untuk menambah pengalaman baru. Kemudian Sasa juga mengaplikasikan metode kuliah luring untuk pembelajaran daring.

Di luar penerapan sistem pembelajaran yang tertata dengan apik, Sasa sungguh terkesan dengan Univeritas Sanata Dharma. Karena tak hanya bekal menjadi mahasiswa yang cerdas,  tetapi juga dituntun untuk berkontribusi dalam masyarakat seperti halnya menggunakan empati dan hati nurani kita. Oleh karena itu, ia bergabung dengan Cana Community yang pusat lokasi kegiatannya berada di Kapel Santo Robertus Bellarminus. Belajar berinteraksi dengan umat dan anggota komunitas, menjadikan Sasa memahami apa artinya sikap humanisme seorang mahasiswa sastra.

Selain gemar menimba ilmu di dunia sastra maupun jurnalistik, wanita berusia 22 tahun ini gemar menonton film dan membaca komik. Selepas melakukan tugasnya sebagai seorang mahasiswa, ia menyisakan sedikit waktu untuk menekuni hobi yang dimilikinya. Menonton film dan membaca komik sudah menjadi rutinitas hariannya dalam mengisi waktu luangnya sebagai pelepas penat.

Sebagai seorang mahasiswa, tentunya kita paham alasan kita memilih suatu tujuan yang menjadi bagian dari hidup kita seperti pendidikan. Tekad untuk mendalami bahasa dan sastra serta dukungan keluarga, kembali menjadi alasan utama seorang Sasa berjuang hingga ke posisi terbaiknya. Pentingnya menyampaikan pertanyaaan langsung kepada dosen maupun pengampu menjadi tujuan agar proses pembelajaran dapat diterima dengan baik dan menghindari kesalahpahaman pembelajaran.

Dari Sasa kita belajar bahwa jika kita ingin mendapat hasil yang terbaik, fokuslah pada prioritas yang perlu dilakukan. Dukungan emosional termasuk keluarga menjadi salah satu faktor pendukung ketekunannya dalam menyelesaikan masa studinya dengan baik. Teruslah belajar dan mencari ilmu-ilmu baru yang berguna bagi kehidupan kita di masa mendatang, selalu gunakan hobi dan waktu luang untuk menggali potensi kita dalam meraih kesuksesan.

 

Editor: Maria Tatag Prihatinningtyas Wigati

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *