Memanah Gulita

Kala itu sebelum memanah gulita

"Ahahahaha"

Suara itu masuk di telinga

Penuh canda dan tawa

Kegembiraan bersatu padu

Berlari menjauhi kedukaan

Detik per detik

Waktu demi waktu

Melalui berbagai jalan

Terang lalu meredup

Cahaya putih itu masuk dalam dirinya

Segala pekat pudar begitu saja

Luka terbuang seutuhnya

Kecamuk mati tak terhingga

Gagal

Usahanya menahan cahaya itu berangsur gagal

Segala terang kembali gulita

Bagaimana bisa?

Tanya dia ke angkasa

Terperosok katanya

Ia tak menerima kegelapan

Menjaga dirinya untuk tak semakin pudar

Mengapa?

Menerpa 

Berjumpa cahaya di tengah ruang hampa

Lagi, ia menyerahkan segalanya

Mengekang erat dengan panah hangatnya

Ia berhasil, pikirnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *