Lahan Parkir Berkurang, Keluhan Bertambah

Gedung Sastra Universitas Sanata Dharma (USD) mengalami penyempitan lahan parkir karena adanya pembangunan gedung yang berada tepat di samping Gedung Sastra. Parkiran Gedung Sastra ini biasa digunakan sebagai lahan parkir untuk mahasiswa Fakultas Sastra, Fakultas Ekonomi, serta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).

Awalnya, area parkir mahasiswa berada di basement, depan ground, serta sekitar aula USD. Akan tetapi, setelah pembangunan gedung dilakukan, parkiran menyempit karena lahan parkir di sekitar aula telah ditutup.

Terdapat batasan berupa seng untuk membatasi area pembangunan dengan Gedung Sastra. Jalur keluar-masuk area basemen sekarang hanya menggunakan satu pintu.

Penyempitan area parkir ini terjadi karena adanya pembangunan di samping Gedung Sastra. Aula yang berada di samping Gedung Sastra kini dirombak guna menjadi gedung magister.

Nasib Petugas Parkir di Tengah Kesempitan Area Parkir

Bapak Sunardi, seorang petugas parkir, mengatakan bahwa estimasi pembangunan Gedung Magister ini minimal 1 tahun dan maksimal 1,5 tahun.

Petugas parkir yang awalnya hanya bertugas sebagai pemberi karcis dan penjaga parkir kini beralih menjadi pengawas area masuk Gedung Sastra. Tugas mereka semakin bertambah karena harus mengatur lalu lintas mobil yang berlalu lalang akibat penyempitan lahan parkir untuk mobil.

Banyak mahasiswa mengeluhkan perubahan lahan parkir yang menyempit ini. “Ada yang bilang kampus elite, parkiran sulit,” kata Pak Sunardi. Menurut beliau, rasa sulit itu sebenarnya datang dari mahasiswanya sendiri. Beberapa mahasiswa malas jalan kaki dari parkiran kapel ke Gedung Sastra yang jaraknya tidak sampai 500 meter. “Alasan jauh, alasan telat, kalau diberi tahu ngeyel,” ungkap Pak Sunardi.

Selain itu, Bapak Sunardi juga menceritakan tentang sikap para mahasiswa yang hanya memikirkan diri sendiri. “Suruh maju ga mau, suruh yang rapi ga mau. Biasanya bisa buat tiga sampai empat motor, jadi dua motor,” ujar Pak Sunardi.

Parkir Menyempit, Mahasiswa Menjerit

Para mahasiswa pun merasakan dampak dari penyempitan lahan parkir dan pembangunan Gedung Magister yang tengah berlanjut.

Seorang mahasiswi Sastra Inggris angkatan 23, Jessica Darmawan, mengungkapkan bahwa ia merasa parkiran menyempit dan menjadi rebutan para mahasiswa. Jessica juga mengeluhkan suara pembangunan yang terlalu kencang ini membuatnya kaget. Oleh karena itu, ia berharap agar pembangunan ini dapat selesai dalam waktu setahun.

Selain itu, salah seorang mahasiswa jurusan Sastra Indonesia angkatan 22, Bernardino Aldi, juga mengeluhkan hal yang sama. Aldi mengimbau kepada mahasiswa/i pendidikan untuk memarkirkan kendaraan mereka di Realino atau kapel saja. Akan lebih baik jika para mahasiswa memiliki kesadaran diri untuk parkir sesuai lokasi yang telah disediakan di area gedung fakultas masing-masing.

Saat ini, parkiran depan ground Gedung Sastra sudah diberi garis dengan cat kuning agar mahasiswa memahami batas parkir di area tersebut. Adanya batasan tersebut mempermudah para petugas parkir dalam menjalankan tugas mereka. Selain itu, lahan parkir setidaknya menjadi lebih tertata ketika mahasiswa memarkirkan motornya masing-masing di lokasi ini.

Editor: Sabina Lintang Kemala

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *