Halo! Aku adalah seorang mahasiswi semester 5 di salah satu perguruan tinggi swasta Indonesia. Berbicara seputar perkuliahan, mahasiswa pasti tidak jauh dari namanya berkeluh kesah dari awal memasuki perkuliahan hingga akhir perkuliahan. Apalagi ada faktor lain yang menjadi aspek utama dalam ketidaknyamanan mahasiswa dalam perkuliahan.
Sejauh ini, aku lebih merasakan bagaimana cara membagi waktu untuk menjalani kegiatan. Biasanya, semakin tinggi semesternya, maka semakin sibuk pula kegiatannya. Bagiku, semakin tinggi semesternya, maka semakin sedikit waktuku untuk mengembangkan apa yang perlu dikembangkan. Misalnya, ketika aku ingin mengembangkan hobiku, tetapi tidak bisa karena keterbatasan waktu. Menurutku, 24 jam per hari dalam seminggu masih kurang cukup untuk jadwal masuk kelas kuliah dan jadwal berkegiatan di luar kelas.
Selain waktu yang terbatas, aku juga merasakan adanya perbedaan dalam lingkup pertemanan di lingkungan kuliah saat ini. Banyak orang bilang, saat kamu sudah berada di semester atas, temanmu akan menjadi lebih sedikit dari sebelumnya. Menurutku, pertemanan itu berkurang bukan karena kita bergaul dengan orang-orang tertentu saja, melainkan karena kita sudah berada di fase di mana kita perlu memilah mana teman yang bisa saling mendukung sampai akhir masa perkuliahan.
Menjadi Mahasiswa Kupu-kupu
Ada mahasiswa yang fokus pada kuliah saja atau biasa dikenal dengan istilah “mahasiswa kupu-kupu” (kuliah-pulang-kuliah-pulang). Istilah ini mengacu pada mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi atau komunitas kuliah apa pun dan hanya bergaul dengan beberapa orang saja, lalu lebih memilih pulang ke rumah atau kos setelah kelas selesai. Ada pula mahasiswa yang lebih mementingkan diri sendiri tanpa memikirkan teman lain yang sama seperjuangannya. Ada juga mahasiswa yang memprioritaskan kawannya daripada tanggung jawabnya sebagai seorang pelajar sehingga tugas-tugas individu atau kelompok dilupakan begitu saja demi memilih jalan-jalan dengan temannya.
Aku menjadi salah satu mahasiswa kupu-kupu itu, tetapi aku masih menjalin hubungan baik dengan teman seangkatan maupun beda angkatan. Selain itu, aku juga masih terlibat dalam organisasi, tetapi jadwalku tidak sampai sesibuk teman-teman yang sebagian besar waktunya memilih organisasi. Permasalahan sifat mahasiswa yang kusebut sebelumnya sudah banyak kutemui selama berkuliah. Hal tersebut menjadi keluh kesahku sebagai mahasiswa karena dikelilingi oleh orang-orang dengan kepribadian yang berbeda, cara belajar yang berbeda, dan sebagainya. Hal itu menjadi pertanyaan di benakku, apakah aku yang sulit memposisikan diri di lingkup perkuliahan atau temanku yang salah memposisikan dirinya dalam lingkup perkuliahan ini.
Sejauh ini, aku mulai belajar secara perlahan untuk menyesuaikan diri dengan baik dalam segi mengatur waktu, belajar, berteman, dan hal lainnya. Untuk segi waktu, aku mencoba untuk mengubah hal-hal sepele menjadi hal penting. Semisal sisa-sisa waktu yang banyak dan kosong, bisa dipakai untuk mengembangkan diri. Namun, jangan lupa, saat kita mencoba hal tersebut, kita juga tetap perlu mengutamakan tanggung jawab kita sebagai mahasiswa di kuliah, yaitu belajar dan mengerjakan tugas. Walaupun ada hal di luar kampus yang harus dikorbankan, setidaknya semua aspek yang menjadi tanggung jawab kita sudah terselesaikan dan seimbang.