Tak semua bisa menjadi tempat pulang
Ruang kecil yang seolah menjadi sebuah keharmonisan
Kenyamanan seharusnya menjadi ketentraman
Namun seakan terasingkan
Seperti dua insan yang tak saling sapa
Ruang kecil yang menjadi tempat bersandar
Namun ternyata hanya sebuah bayangan
Atap yang kokoh, berdebu, menyimpan beribu kenangan
Hanya harapan yang terpendam
Langit terang menjadi gelap, raut ini menjadi usang
Hari demi hari menyimpan beribu luka
Sayatan kecil yang mulai menyebar
Kepala yang gundah, amarah yang mulai bergejolak
Namun raga ini tak mampu bergerak
Tangan mungil yang tak mampu meraih angan
Seperti debu yang tertiup angin kencang
Entah kemana harus mencari tempat bercerita yang memberikan ketenangan
Raga hanya mampu terdiam tak tahu arah pulang
Canda tawa yang memudar, seolah terbungkam
Atap yang menjadi sebuah sandaran
Hanya memberikan luka yang mendalam
Rasa sesak yang tak sanggup menahan
Namun jiwa ini harus tetap bertahan
Sunyi seolah insan yang membisu
Seperti di tengah keramaian yang terasa kesepian
Insan yang hanya tunduk dengan sebuah alasan
Dipatahkan oleh sebuah keegoisan
Lamunan demi lamunan mulai berdatangan
Membayangkan masa lalu yang tak terlukiskan
Raut wajah yang tersenyum lebar, seolah menjadi muram
Penuh dendam yang tak tersampaikan
Tak mampu meluapkan, sesekali hanya memberikan tangisan
Entah bagaimana aku pulang?
Dimanakah aku bersandar?
Tak sanggup melihat sebuah kenyataan
Kenyataan yang pahit, batin ini tersiksa sakit
Seperti insan yang tak berdaya
Rintihan hati yang tak mampu terucapkan
Tak pernah merasakan kehangatan
Seolah bayangan hitam yang sesaat menghilang
Apakah harus pulang, jika tak ada tempat untuk pulang
Luka kecil yang meyisahkan lara
Hampa seperti tak ada kehidupan
Batin ini merintih kesakitan
Langkah kaki yang terhenti, seolah raga ini ikut terhenti
Seperti tertampar oleh sebuah kenyataan
Mencoba sendiri sekuat ini untuk berdiri
Menahan rasa sesak di dada ini
Pulang memang merupakan tempat terbaik
Pulang merupakan tempat bersandar
Pulang memberikan kehangatan
Namun terkadang memberikan luka yang menyakitkan
Luka yang sulit untuk disembuhkan
Hanya mampu meneteskan air mata
Penulis : Catharina Menur Sekar Putih
Sumber foto : Pinterest