Perjuangan Demi Menopang Kesejahteraan

Pandemi Covid-19 membuat banyak kalangan dengan segala bidang menjadi cemas karena pengaruh untuk kehidupan yang begitu besar. Salah satunya masyarakat yang hidup melalui penghasilan sehari-hari. Mereka harus tetap bekerja meskipun kesehatan menjadi taruhannya, apalagi jika sudah menjadi harapan satu-satunya dari keluarga. Karena dalam kondisi ini, seharusnya menjadi paksaan setiap orang agar tetap aman dengan cara di rumah. Namun, sesuai dengan kondisi yang tidak memungkinkan maka mereka harus keluar.

Pengaruh itu juga dirasakan oleh Mursidah, seorang ibu yang menjadi tulang punggung keluarga yang berisi 3 orang dan 1 orang suami. Ia bekerja sebagai pedagang sayur harian, yang setiap harinya harus berkeliling menggunakan sepeda motornya untuk menawarkan barang jualan yang berbentuk sayur setelah ia membeli dari pasar. Kemudian pada sore hari, ia akan berkeliling kembali untuk menawarkan gas di lingkungan rumahnya.

Pekerjaan itu memang terlihat tidak tetap, pasalnya sebelum menjadi pedagang sayuran ia pernah hanya menyerahkan kebutuhan melalui hasil dari berjualan gas. Kemudian, sebelum itu pula ia juga pernah menjual snack yang kurang lebih berisi tahu walik, sosis, bakso bakar, bakso kuah. Jualan tersebut juga membuatnya berusaha hingga berputar ke SD-SD setempat. Kemudian juga ia lanjutkan berjualan di depan rumah dengan gerobak yang seadanya.

“Setidaknya selama saya masih mampu bergerak dan berjuang untuk ketiga anak saya dan bisa membayar sekolah mereka, saya akan tetap melakukan segala pekerjaan asalkan pekerjaan tersebut tetap positif dan tidak merugikan orang lain. Anak-anak saya yang masih berusia belia sebenarnya juga membutuhkan perhatian secara lebih dalam, tetapi saya sendiri tidak bisa mewujudkan itu karena harus memenuhi kebutuhan finansial mereka.” Begitulah penjelasan yang ia berikan.

Anak pertamanya berusia 11 tahun yang saat ini duduk di bangku kelas 5, sedangkan anak kedua berusia 8 tahun, dan anak terakhirnya masih berusia 2 tahun. Keadaan selama pandemi juga membuat anak-anaknya yang duduk di bangku sekolah dasar hanya berada di rumah. Menurutnya, selama masa pandemi ini setidaknya ada yang meringankan beban dalam mengurus anak ketiganya. Karena kedua anaknya akan membantunya untuk mengurus dan meringankan beban walaupun hanya sedikit. Sementara suaminya sebagai pegawai yang tidak tetap karena kerap kali memilih mengundurkan diri, sehingga tanggung jawab untuk mencari penghasilan demi memenuhi kebutuhan berpindah tangan.

Ia sendiri juga mengungkapkan jika telah banyak lika-liku dalam melaksanakan tanggung jawab tersebut. Karena ia akan memperhitungkan setiap penghasilan agar dapat memenuhi setiap kebutuhan baik untuk keluarga maupun untuk biaya sekolah. Keinginan agar anak-anaknya mendapatkan pendidikan yang lebih baik sehingga dari sana ia perlu bekerja lebih keras. Terutama dalam masa pandemi seperti ini yang membuat jangkauan keluar masuk jalan terbatasi sehingga penghasilan yang didapatkan juga tidak seperti ketika keadaan tengah normal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *