Kuliah merupakan jenjang pendidikan lanjutan yang lebih formal dan lebih mengerucut pada bidang-bidang tertentu yang diminati para mahasiswa. Bidang-bidang tertentu yang ada dalam perkuliahan biasa disebut dengan jurusan. Hampir semua orang berpikir, jurusan kuliah yang diambil menentukan akan menjadi apa kita di masa depan, seperti mahasiswa kedokteran akan menjadi dokter, mahasiswa teknik akan menjadi insinyur, dan sebagainya. Namun, di sisi lain, terdapat jurusan nonprofesi, seperti Sastra, Seni, Filsafat, dan Musik. Jurusan-jurusan tersebut juga dapat dikatakan sebagai jurusan yang kurang terpandang dan sedikit peminatnya. Mahasiswa dengan jurusan tersebut sering sekali mendapat pertanyaan dari masyarakat, “Kalau udah lulus mau jadi apa?”
Pertanyaan, “Kalau udah lulus mau jadi apa?” tersebut muncul karena masyarakat berpikir bahwa jurusan perkuliahan yang mahasiswa ambil akan menentukan profesi yang akan dijalani mahasiswa itu setelah lulus dari perkuliahan. Nyatanya, tidak sedikit mahasiswa yang memiliki garis kehidupan yang tidak searah dengan jurusan perkuliahannya. Banyak mahasiswa yang justru menjalani profesi yang berbeda dari jurusan yang ia ambil saat berkuliah.
Pada dasarnya, perkuliahan tidak hanya mempersiapkan mahasiswa untuk mengemban profesi yang dicita-citakan, tetapi juga mempersiapkan mahasiswa menuju masa depan. Dengan berbekal ilmu-ilmu pengetahuan, para mahasiswa diharapkan dapat bertahan dalam kondisi apa pun di era modern.
Dalam video berjudul FILSAFAT: Sebuah Ilmu Yang Melahirkan Ilmu, dikatakan bahwa, “Jangan pernah membatasi diri kalian bisa jadi apa hanya karena jurusan atau bidang yang kalian pilih. Justru, jadikanlah jurusan atau bidang yang kalian pilih menjadi modal senjata untuk kalian bisa beradaptasi jadi apa di masa depan.”
Selain itu, dalam video berjudul Fungsi Pendidikan Selain Supaya Bisa Nyari Uang, dijelaskan tiga fungsi utama pendidikan. Fungsi yang pertama adalah pembentukan metode berpikir. Maksud dari poin pertama ini adalah bagaimana pendidikan dapat memampukan seseorang berpikir dengan baik. Kedua, transmisi nilai atau aturan main bersama. Hal ini berarti mengelola nilai-nilai yang sudah ada, mewarisi nilai, dan/atau mengubah sebuah nilai. Nilai yang harus diwarisi adalah nilai-nilai yang baik, seperti budaya antre, saling menghargai, ketepatan waktu, dan lain sebagainya, sedangkan nilai yang harus diubah adalah nilai-nilai yang dirasa buruk atau tidak baik. Nilai yang dirasa tidak baik atau tidak tepat akan direkonstruksi dan melahirkan nilai-nilai baru yang sempurna. Begitupun seterusnya, nilai itu ditransmisikan. Fungsi terakhir adalah membangun jejaring sosial. Dapat dilihat bahwa sekolah menjadi tempat pertama manusia bersosialisasi dan berpolitik. Oleh karena itu, pendidikan semestinya mampu menjadikan peserta didik seseorang yang dapat bekerja sama dengan orang lain dari berbagai latar belakang dan dapat merealisasikan ide-ide mereka di dunia nyata.
Dari penjelasan kedua video tersebut, sudah jelas bahwa perkuliahan tidak hanya mengajarkan hal-hal akademis yang berkaitan dengan profesi di masa depan, tetapi juga mengajarkan hal-hal yang berguna untuk bertahan hidup di dunia yang lebih dewasa. Dengan begitu, seseorang yang berpendidikan tidak akan khawatir tentang bagaimana cara beradaptasi di masa yang akan datang dengan bekal pendidikan.
Pemikiran terkait alur hidup, seperti, “Harus memikirkan masa depan agar ketika lulus kuliah sudah punya target mau jadi apa,” dapat dikatakan sebagai pemikiran yang baik adanya. Namun, patut diketahui bahwa seiring berkembangnya teknologi, setiap pekerjaan dan profesi yang ada akan tergantikan oleh kecerdasan buatan. Oleh sebab itu, penting bagi mahasiswa untuk memahami bahwa kuliah tidak sekadar mencari ilmu akademis, tetapi juga nonakademis sebagai senjata yang akan digunakan untuk bertahan hidup dan beradaptasi di dunia yang lebih dewasa dengan perkembangan teknologi yang semakin maju.
Editor : Helena Setiasari
