Penulis : Yeni Karlina
Luka yang kurindu
Kubaringkan tubuhku
Di atas ranjang yang terasa sangat nyaman
Kupejamkan mataku
Mencoba mencari bayang wajahmu
Dan dalam gelapnya malam
Kusapa bintang dan bulan yang datang bersamaan
Aku tersenyum mengingat semua permulaan
Aku menangis mengingat akhir yang menyakitkan
Bintang tersenyum padaku
Dan bulan berbisik menghiburku
Malam sudah sangat larut
Namun tangis masih saja
Kamu adalah bayang yang selalu kulihat
Dan kamu adalah luka terbesar yang aku rindukan.
Kamu
Sesaat aku tersenyum
Sesaat aku marah
Sesaat aku sedih
Sesaat aku menangis
Tapi sampai kini aku menyesal
Kamu yang memulai dengan tawa
Kamu yang berjanji dengan cerita
Dan kamu yang mengakhiri tanpa berbincang
Kucoba melupa namun aku semakin terluka
Kucoba bertanya namun aku semakin menderita
Kini cerita itu lenyap ditelan masa
Janji itu hilang tanpa penjelasan
Kamu mengajariku tulus
Kamu mengajariku setia
Dan kamu pula yang memberi luka akan semua ketulusan itu.
Tamu sepertiga malam
Kudengar dengan jelas panggilan itu
Kuintip dengan melangkah perlahan
Tapi dengan pula cepat kubuka mataku
Uh kali ini mimpiku sedikit panjang
Namun aku tidak mau melihatnya lagi
Jam dinding menyapa dengan geraknya
Lagi-lagi tamu itu datang disepertiga malam
Entah apa yang ingin dia sampaikan
Aku terlalu takut untuk menyapanya dan bertanya
Kulihat keluar jendela kamar
Ternyata bulan menunggu dengan kecewa untukku sapa
Merpati putih datang dan memberiku sepucuk surat
“Kamu pilihanku menjadi tempat singgahku”
Begitulah bunyi kalimat pada surat itu
Aku terkejut saat melihat nama sang pengirim
Tamu sepertiga malammu.