Mahasiswa Sastra Universitas Sanata Dharma Mendadak jadi Ojek Online?

Pengalaman menjadi driver ojek online (ojol),  kini dapat ditemukan secara virtual melalui Ojol The Game. Game ini menyuguhkan pengalaman yang menyenangkan bagi para pemainnya, seperti mengantar penumpang, makanan, barang; mengganti motor, helm, dan handphone (Hp) demi keberlangsungan profesi sebagai ojek online. Game yang rilis pada 18 Januari 2021 ini, dapat diunduh di App Store atau Play Store.  

Keseruan yang disajikan oleh Ojol The Game, memicu rasa penasaran kepada banyak orang terutama di kalangan anak muda. Salah satunya, para mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma (USD). 

Melalui wawancara yang dilakukan kepada sepuluh mahasiswa Fakultas Sastra, sebagian besar dari mereka mengetahui informasi mengenai Ojol The Game dari media sosial, yaitu X. Dari beberapa postingan di media sosial X, mereka melihat keseruan dalam game ini. Dari situlah, rasa penasaran mereka mengenai game ini muncul. Kemudian mereka mulai mencoba mengunduh dan memainkannya.  

“Karena waktu itu lewat di Twitter (X), lewat di salah satu akun menfess Twitter (X). Kalau gak salah, @Convoms. Terus habis itu banyak yang reply, banyak yang like, banyak yang repost. Terus aku baca-baca, oh ternyata ini game ojol. Kayak kita jadi ojol, nganter penumpang, nganter makanan juga, pokoknya main kayak seolah-olah jadi ojol, dan itu seru banget, gak bayar, trus gratis,” ucap Lintang salah satu mahasiswa Sastra Indonesia angkatan 2022. 

Sama halnya dengan Lintang, Santi, mahasiswa Sastra Inggris angkatan 2022, juga mengetahui Ojol The Game  melalui unggahan menfess di media sosial X. 

“Aku tuh jujur, awalnya emang aku sering kadang random download game gitu, kan. Nah waktu itu aku kayak, ya aku lagi scroll Twitter (X). Trus ada yang kirim menfess itu. Nah, waktu itu emang ada banyak yang main, tapi belum yang serame sekarang banget gitu, loh. Trus aku langsung download. Trus, yaudah aku main terus dan ternyata seru,” ucap Santi. 

Selain Lintang dan Santi, Alexandra, mahasiswa Sastra Inggris angkatan 2022, juga mengatakan bahwa dirinya mengetahui game tersebut melalui  salah satu postingan menfess di X. Postingan tersebut berisi  seorang konten kreator Indonesia bernama Windah yang sedang memainkan game ini.  

“Aku tau (tahu) dari Twitter (X),  rame banget cuplikan-cuplikan video Windah. Terus kepo deh liat orang-orang mainnya kaya seru banget,” ucap Alexandra.

Fitur Keuangan Seperti Sungguhan

Ojol The Game menyajikan fitur yang menarik, yaitu fitur keuangan yang dapat digunakan selayaknya keuangan asli yang ada di dunia nyata. Para pemain akan mendapatkan penghargaan berupa uang dalam bentuk Rp setelah menjalankan pekerjaannya. Uang tersebut nantinya bisa dipergunakan layaknya uang sungguhan untuk membeli kebutuhan. Seperti mengisi bensin, membeli makanan, membeli Hp hingga membeli motor baru. Fitur tersebut menuai respon positif dari kalangan mahasiswa Fakultas Sastra. Beberapa dari mereka berpendapat, dengan adanya fitur tersebut, Ojol The Game menjadi lebih berwarna dan menarik untuk dimainkan. 

“Uangnya buat beli bensin, bisa buat beli makanan untuk ngisi energi,  dan yaitu salah satu fitur yang ada karena kita butuh buat game itu gak monoton gitu, loh. Jadi kita harus berstrategi biar semua ini bisa lancar gitu loh,” ucap Santi. 

“Kayaknya keseruan game-nya di situ, deh. Ngojek, terus dapet (dapat) duit,” tutur Alexandra mahasiswa Sastra Inggris angkatan 2022. 

Sependapat dengan Santi dan Alexandra, Tatag, mahasiswa Sastra Indonesia angkatan 2022, juga mengatakan bahwa fitur keuangan merupakan daya tarik pada Ojol The Game. 

“Memang itu game pada umumnya, tapi itu merupakan daya tarik. Kayak uangnya pun kayak uang beneran gitu loh, gak ada koin-koinan. Itu dalam bentuk Rp. Itu semakin menuju kita pada realitas gitu loh. Pada kenyataan emang kayak gini,” ujar Tatag. 

Kejutan dari Sosok Hantu

Keseruan dalam Ojol The Game, tidak hanya terletak pada fitur keuangan yang dapat digunakan sebagaimana layaknya keuangan asli. Keseruan lainnya juga terletak pada pengalaman yang dialami oleh para pemainnya. Tragedi menabrak pengendara lain dan bertemu sosok hantu kuntilanak dalam game, menjadi pengalaman unik saat bermain Ojol The Game. 

Andrea, mahasiswa Sastra Indonesia angkatan 2022, menceritakan pengalaman uniknya ketika bermain game ini, yaitu ketika melihat hantu dan menabrak pengendara lain. 

“Ketemu kunti waktu narik tengah malam, kadang ngagetin juga, terus nabrak motor lain sampe tiduran gitu di aspal. Tapi unik sih, gak ditangkap polisi bahkan nabrak polisinya juga gak ditangkap,” tutur Andrea. 

Pengalaman yang sama pun dialami oleh Sabrina, mahasiswa Sastra Indonesia angkatan 2022 yang melihat hantu dalam game ini. 

“Gua waktu itu pernah malem-malem banget mau dini hari masih ngojol. Terus emang gara-gara dia (penumpang) turun di tempat yg bener-bener sepi dan gelap, itu gua ga sengaja ketemu kuntilanak. Dia lagi jalan gitu ke arah pohonnya,” ujar Sabrina. 

Perasaan heran dan terkejut pun dirasakan oleh Stella, mahasiswa Sastra Indonesia angkatan 2022 ketika bertemu dengan sosok hantu.

“Ketemu hantu, aku ga nyangka pembuat game-nya punya ide kaya gitu,” ujar Stella. 

Ojol The Game Buat Lupa Waktu

Saking serunya bermain Ojol The Game, sebagian besar pemain menghabiskan waktu cukup lama untuk memainkan game ini. Para pemain bisa menghabiskan waktu selama dua jam dalam sehari untuk bermain.

“Kalau sehari tuh, kalau dikata dua jam, udah pasti ada,” ucap Santi. 

Tidak hanya itu, beberapa narasumber yang diwawancarai, mengatakan bahwa mereka  pernah bermain Ojol The Game pada saat kegiatan belajar mengajar di kelas sedang berlangsung. 

“Waktu di kelas tuh pernah, waktu mulai kelas. Mulai kelas matkule (mata kuliahnya) Pak Sony,” ucap Tatag. 

Selain Tatag, Tasya, mahasiswa Sastra Indonesia angkatan 2022 pun mengaku bahwa ia pernah memainkan game ini  ketika proses belajar mengajar sedang berlangsung di kelas. 

“Kalau sewaktu proses belajar mengajar aku pernah main, sekali.” ujar Tasya. 

Tidak hanya mereka berdua, Santi mengaku pernah memainkan Ojol The Game ketika proses pembelajaran sedang berlangsung. 

“Pernah banget (mencuri waktu di jam pelajaran untuk main game ojol). Kalau kelasnya sangat seru, jadi aku menambah keseruan lagi dengan cara main game ini,” ucap Santi. 

Sama halnya dengan mahasiswa prodi Sastra Indonesia dan Sastra Inggris, Davie dan Bagas, mahasiswa Sejarah angkatan 2023 juga mengaku pernah memainkan Ojol The Game ketika proses pembelajaran sedang berlangsung. 

“Pernah sih Kak memainkannya di saat pembelajaran di kelas sedang berlangsung,” tutur Davie. 

“Pernah (main di kelas di saat dosen sedang menjelaskan),” ucap Bagas. 

Dampak Positif dan Negatif Ojol The Game

Keseruan yang diberikan oleh Ojol The Game kepada para pemainnya, tentu memiliki dampak positif bagi mereka. Dari hasil wawancara, dampak positif game ini adalah keseruan dalam game yang memberikan gambaran tentang profesi ojek online. Kemudian game ini memberikan pembelajaran dalam mengatur keuangan di kehidupan sehari-hari. 

Dalam wawancara, Tasya, mengatakan bahwa game ini sangat menyenangkan sehingga dapat menemani di kala bosan. 

“Dampak positifnya, aku bisa mendapatkan hiburan ketika sedang bosan atau tidak melakukan apa pun,” ucap Tasya. 

Sabrina mengatakan bahwa Ojol The Game memberikan sudut pandang sebagaimana sebuah kenyataan yang sering kali dialami oleh para ojek online

“Kalau positif, gua kan pernah lagi main, tapi kok belum ada pelanggan lama banget. Terus, gue mikir berarti ojol-ojol di real merasakan ini. Berarti harus bersabar,” tutur Sabrina. 

Editor : Maria Tatag

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *