Hidup itu Murah yang Mahal Gengsi Kita: Cara Lebih Bahagia dalam Menjalani Kehidupan

Judul Buku: Hidup Itu Murah yang Mahal Gengsi Kita

Penulis: Sabrina Ara

Tahun Terbit: 2023

Nama Penerbit: Syalmahat Publishing

Jumlah halaman: 160 Halaman

Harga buku: Rp61.000,00

Nomor ISBN: 978-623-5269-19-1

Sabrina Ara memiliki nama lengkap Sabrina Woro Anggraini Listyo. Dirinya merupakan istri dari CEO Ruang Guru, Belva Devara. Dirinya lahir pada 26 Juni 1995. Sabrina merupakan alumnus Ilmu Komputer Universitas Gadjah Mada. Sabrina Ara melanjutkan studi S2-nya di Massachusett Institute of Technology (MIT), Amerika Serikat, yang merupakan salah satu sekolah teknologi terkemuka di dunia dengan mengambil dua program studi sekaligus. Selain sukses secara akademis, dia juga menunjukkan prestasinya dalam bidang nonakademi, seperti bidang tari, yang membuatnya menerima beberapa penghargaan. Sabrina Ara juga pernah menjadi pembawa acara Jejak Petualang di Trans 7.

Sebelum menulis buku mengenai cara mengurangi rasa gengsi ini, Sabrina Ara sudah menulis beberapa buku yang menarik dan terkenal. Contohnya adalah buku berjudul Sayangi Dirimu, Berhentilah Menyalahkan Semua Orang. Buku-buku bertema motivasi, agama, dan entertainment adalah bacaan favorit penulis. Bahkan sejauh ini, dirinya terbilang giat meng-update perkembangan referensi di bidang ilmu komunikasi dan ilmu psikologi.

Tujuan penulis menulis buku ini adalah untuk menyadarkan orang-orang zaman sekarang yang hidupnya bergengsi tinggi. Selain itu, penulis juga memiliki tujuan untuk membantu mengatasi rasa gelisah orang-orang yang gengsinya sudah melampaui batas.

Buku karya Sabrina Ara ini secara garis besar membahas mengenai persoalan gaya hidup yang tinggi karena memenuhi gengsi dan kerugian yang dituai akibat rasa gengsi. Bagi kaum muda yang ingin membuat hidupnya terasa tenang dari orang-orang yang terlihat saling berlomba-lomba, buku ini bisa jadi teman baca yang cocok untuk mengatasi problematika tersebut. Hidup Itu Murah yang Mahal Gengsi Kita tersusun atas delapan bab yang isinya saling berkaitan dan setiap judulnya mewakili isi buku dengan tepat. Bagian awal buku menjelaskan perbedaan antara kebutuhan dengan gaya hidup, harga diri dengan gengsi, dan alasan munculnya rasa gengsi. Penulis banyak membahas perilaku-perilaku apa saja yang berhubungan dengan rasa gengsi. Selain itu, sebagian besar isi buku juga memberikan kita petuah untuk hidup dengan rendah hati tanpa membandingkan diri dengan orang lain. Penulis mengajak kita mengekspresikan perasaan kita serta merefleksikan hal-hal yang berhubungan dengan rasa gengsi lewat susunan kata-kata yang tertuang dalam buku.

Terdapat beberapa kelebihan pada segi artistik dan penulisan yang menarik minat orang untuk membacanya. Dari judulnya saja, pembaca bisa langsung paham garis besar isi buku yang menyoroti problematika rasa gengsi Buku ini terasa sangat berguna bagi masyarakat zaman sekarang yang hidupnya seakan disetir oleh standar sosial. Pembaca akan mudah memahami hal-hal yang disampaikan penulis karena ia menggunakan kata-kata simpel yang sering digunakan dalam komunikasi sehari-hari.

Pembaca generasi saat ini rata-rata menyukai buku nonfiksi yang temanya berupa pengembangan diri. Buku berjudul Hidup Itu Murah yang Mahal Gengsi Kita sangatlah cocok untuk dibaca oleh kaum muda karena isinya tidak monoton. Font yang digunakan beragam sehingga bentuk tulisannya menarik untuk dibaca. Ada pula kata-kata motivasi yang terletak di beberapa bagian awal bab, seperti yang ditulis oleh tokoh-tokoh terkenal Merry Riana, Soren Kiekegaard, dan Konfusius. Pada bagian akhir bab, terdapat garis seperti buku tulis untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan refleksi diri dari penulis. Penulis seakan berkomunikasi langsung dengan pembaca-pembacanya. Salah satu motivasi dari buku ini adalah,

“Setelah kebohongan sudah menjadi kebiasaan, apakah kau yakin masih mengenali diri sendiri? Sering kali gengsi justru membuatmu kehilangan jati diri.”

Kesan menarik akan terasa setelah membacanya. Tulisan Sabrina Ara ini memberikan banyak motivasi yang membuat pembaca merasa mendapatkan ilmu-ilmu kehidupan. Cara-cara yang diberikan oleh penulis untuk menghilangkan rasa gengsi menjadi panduan bagi pembacanya untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan tidak mudah merasa gengsi. Pembaca juga diarahkan untuk tidak semata-mata memandang kata gengsi sebagai kata yang sama dengan harga diri. Pada bagian daftar isi terdapat judul-judul tiap bab yang langsung menarik perhatian pembaca. Judul tiap bab saling berkaitan. Bab yang judulnya paling menarik bagi saya sebagai seorang pembaca adalah bab yang berjudul “Sayangi Dirimu, Berhentilah Menyiksa Diri”. Isi dari bab itu menyadarkan kita untuk menjadi diri kita sendiri tanpa perlu melebih-lebihkan hal yang tidak kita miliki.

Jumlah halaman yang tidak terlalu banyak juga menjadi kelebihan utama. Pembaca jadi tidak mudah merasa bosan dan ngantuk karena bentuk tulisannya beragam. Isi buku pengembangan diri ini tidak hanya fokus pada teori saja. Pada bab-bab tertentu terdapat cerita-cerita yang dibuat penulis sendiri agar pembaca bisa paham teori yang dimaksud itu seperti apa. Contohnya, penulis menjelaskan rasa gengsi dengan bercerita mengenai seseorang yang hendak meminjam uang. Penulis seakan menasehati pembaca melalui tulisan-tulisannya. Kutipan-kutipan yang ada dalam buku ini menjadi sebuah motivasi tambahan untuk pembacanya. Selain itu, terdapat banyak kalimat tanya pada beberapa bab buku yang isinya menanyakan perasaan kita sebagai pembaca, yaitu menanyakan apakah kita pernah mengalami kejadian-kejadian yang serupa dengan yang diceritakan penulis.

Buku yang memiliki banyak kelebihan, belum tentu bebas dari kekurangan. Terdapat beberapa kelemahan pada buku ini yang perlu untuk dievaluasi lagi. Pertama, tanda baca. Tanda baca yang digunakan sering tidak sesuai dengan ejaan yang disempurnakan (EYD). Contohnya ada pada kalimat, “Karena, ketika kita memilih kebimbangan tersebut…..” Pada beberapa kalimat, terdapat tanda koma sebelum kata karena. Kedua, warna tulisan terlalu membosankan. Warna tulisan pada buku ini hanya hitam dan abu-abu sehingga ketika pembaca membaca, kemungkinan pembaca akan merasa sedikit bosan.

Rasa gengsi merupakan perasaan manusia yang timbul karena adanya rasa iri pada orang lain. Cara menanganinya pun perlu menggunakan pikiran yang berhubungan dengan perasaan kita dan psikologis kita. Pesan-pesan yang ada dalam buku ini nantinya akan memengaruhi psikologis kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Pesan moral yang ingin disampaikan penulis bagi pembaca melalui tulisannya adalah jangan membandingkan hidup kita dengan orang lain, terutama yang kehidupannya kita lihat dari media sosial saja. Penulis memberikan ciri-ciri ketika seseorang diserang rasa gengsi, penyebab rasa gengsi, dan cara mengatasi rasa gengsi tersebut. Penulis ingin menyadarkan pembaca supaya hidupnya terasa nyaman dan tidak mudah merasa iri dengan orang lain. Buku ini dapat menjadi buku evaluasi diri bagi pembacanya agar lebih mencintai dan melaksanakan hidup sesuai realitanya.

Editor : Sabina Lintang K

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *