Notice: Fungsi _load_textdomain_just_in_time ditulis secara tidak benar. Pemuatan terjemahan untuk domain rishi dipicu terlalu dini. Ini biasanya merupakan indikator bahwa ada beberapa kode di plugin atau tema yang dieksekusi terlalu dini. Terjemahan harus dimuat pada tindakan init atau setelahnya. Silakan lihat Debugging di WordPress untuk informasi lebih lanjut. (Pesan ini ditambahkan pada versi 6.7.0.) in /home/katakars/public_html/wp-includes/functions.php on line 6121
Semesta dalam Kacamata Sastra - KataKarsa

Semesta dalam Kacamata Sastra

Puncak Keindahan
karya Rizka Safitri Dewi

“Langit biru bersanding gunung,
Hamparan hijau menyejuk kalbu,
Di puncak Prau kita bertemu,
Pesona alam memeluk rindu.

Kabut pagi menyapa lembut,
Mentari terbit membawa harap,
Di sini damai tiada surut,
Keindahan alam tak pernah lenyap.

Detak jantung menyatu alam,
Di puncak ini ku temukan,
Keindahan sejati yang dalam,
Di puncak Prau, ku terpesona”

Persembunyian Tenang di Tengah Hutan
karya Valerie Hartono

Di keheningan hutan ini, di mana pohon-pohon tua berbisik kepada langit, terdengar seolah gema renungan Thoreau tentang kesendirian dan kemegahan alam. Pondok kecil yang terselip di bawah pohon-pohon menjulang ini mengingatkan pada perenungan Wordsworth tentang keagungan alam, di mana alam mencerminkan misteri alam semesta.
(pengambilan foto: 11/01/2024)

Lembayung Kamboja
karya Anung Gantari

Bunga kamboja, indah menawan,
Mekar di selokan, tak terduga, menggugah harapan.
Dalam keringkihannya, kamboja berdiri teguh,
Menyampaikan pesan bahwa hidup tak perlu ragu.

Kelopak lembut, melambai sang bayu,
Seperti menari, mereka bersatu dalam irama yang padu.
Walau di pinggir, kelopaknya tetap bersinar,
Menggenggam impian, dalam hati tak pudar.

Kamboja bak puisi yang terukir di antara air dan dedaunan,
Menemukan keanggunannya di tempat yang terlupakan,
Mengisahkan bahwa keindahan alam tak mengenal batasan.

Alam tersenyum, mempersembahkan panorama,
Dengan kamboja sebagai bintang pertunjukannya.

Harmonia Aeterna (Harmoni yang Abadi)
karya Michael Farrelino Cahyo Yudanto

Harmonia Aeterna
“Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik,” (Kej 1:31).

Alam dan sastra dengan masing-masing keindahannya bagai dua ekor merpati yang tak mau dan tak bisa terpisah. Mereka saling melengkapi, berbagi, dan merayakan segala keajaiban. Keduanya membuat si pengamat bermain dalam imajinasinya. Terbawa entah ke mana sampai mengoyakan pagar penghalang realita dan imaji. Menjadi panasea di antara hiruk-pikuk aktivitas. Pada akhirnya, ‘dua ekor merpati’ itu adalah harmoni abadi yang selalu menggugah hati untuk terus mencinta dan berkarya.

took on Oct, 5 2024 morning.

Refleksi Keindahan Danau Ranu Grati di Pagi Hari
karya Rahmaningtyas Putri Wasisa

Pagi hari di Danau Ranu Grati menyuguhkan panorama yang memikat, di mana permukaan airnya yang tenang berkilauan memantulkan sinar matahari yang baru terbit. Kabut tipis yang melayang di atas danau menambah kesan mistis, sementara suara burung-burung yang berkicau menciptakan suasana harmonis. Dikelilingi oleh pegunungan yang menjulang, keindahan alam di sekitar danau tampak begitu menawan, seolah menggoda setiap pengunjung untuk berhenti sejenak dan menikmati ketenangan yang ditawarkan.

Seiring matahari semakin naik, warna-warna cerah mulai bermunculan, memancarkan kehidupan di sekitar danau. Hijau daun tanaman dan biru langit berpadu sempurna, menciptakan kontras yang menakjubkan. Aktivitas nelayan yang mulai berlayar menambah dinamika pagi hari, menjadikan suasana semakin hidup. Danau Ranu Grati bukan hanya sekadar tempat yang indah, tetapi juga sumber inspirasi dan ketenangan, membuat siapa pun yang berkunjung merasa terhubung dengan alam.

Keindahan Alam di Tebet Ecopark
karya Andreas Matthew Atmaja Pratama

Di Tebet Ecopark terdapat keindahan alam yang dapat dinikmati dan menjadi tempat untuk berefleksi orang-orang karena vibesnya yang berada seperti di alam

Alam dari Mata Masyarakat
karya Karen Lim

Dari keindahan ini, saya jadi teringat akan masyarakat yang masih berjuang. Foto ini menyatakan kenyataan yang sebenarnya, masyarakat kecil pun masih dapat dilihat dari atas yang jauh. Hanya saja, mereka yang sudah di atas, dalam hal ini orang-orang sukses, terkadang lupa untuk memperhatikan mereka yang tertinggal di belakang. Hingga mereka mengunpul dan menumpuk demi keberlangsungan hidup mereka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *