Notice: Fungsi _load_textdomain_just_in_time ditulis secara tidak benar. Pemuatan terjemahan untuk domain rishi dipicu terlalu dini. Ini biasanya merupakan indikator bahwa ada beberapa kode di plugin atau tema yang dieksekusi terlalu dini. Terjemahan harus dimuat pada tindakan init atau setelahnya. Silakan lihat Debugging di WordPress untuk informasi lebih lanjut. (Pesan ini ditambahkan pada versi 6.7.0.) in /home/katakars/public_html/wp-includes/functions.php on line 6121
Tiga Fakta Menarik Candi Prambanan - KataKarsa

Tiga Fakta Menarik Candi Prambanan

Apakah Sobat Karsa pencinta sejarah dan budaya? Jika iya, Yogyakarta punya nih wisata budaya yang pas buat Sobat Karsa kunjungi, yaitu Candi Prambanan. Candi Prambanan merupakan salah satu warisan budaya di Indonesia. Candi ini merupakan candi bercorak agama Hindu yang dibangun pada abad ke-9 Masehi. Tak hanya itu, Candi Prambanan juga menawarkan kisah sejarah dan fakta menarik yang wajib Sobat Karsa  ketahui. Yuk, simak tiga fakta menarik dari candi ini!
1. Asal-usul Nama Candi Prambanan

Fakta menarik pertama yang harus  Sobat Karsa  ketahui adalah asal-usul nama Candi Prambanan. Beberapa orang mengatakan bahwa nama “Prambanan” diambil dari nama desa di mana candi tersebut didirikan. Masyarakat setempat percaya bahwa nama “Prambanan” merupakan variasi dari istilah dalam dialek Jawa yang digunakan oleh Para Brahman dalam teologi Hindu, yang berarti Brahman Agung. Brahman di sini merujuk pada realitas abadi yang tidak dapat digambarkan dan sering kali disamakan dengan konsep Tuhan dalam agama Hindu. Sementara itu, pendapat lain mengatakan bahwa nama “Prambanan” berasal dari akar kata dalam bahasa Jawa, yaitu mban yang berarti menanggung suatu tugas yang harus dilaksanakan. Hal ini, merujuk pada para dewa Hindu yang memiliki tanggung jawab untuk mengatur dan mencapai keseimbangan di alam semesta.
2. Relief 

Perlu Sobat Karsa ketahui bahwa Candi Prambanan memiliki relief yang menceritakan epos Hindu, yaitu Ramayana dan Krishnayana. Ukiran relief ini terdapat pada dinding sebelah dalam pagar langkan sepanjang lorong galeri yang mengelilingi tiga candi utama, yaitu Candi Brahma, Candi Siwa, dan Candi Wisnu.

Relief ini dibaca dengan gerakan searah jarum jam mengitari candi yang ditata selaras dengan ritual pradakshina yang merupakan tradisi para peziarah. Kisah Ramayana berawal dari sisi timur Candi Siwa dan berlanjut sampai ke Candi Brahma. Pada relief Ramayana menggambarkan Shinta, istri Rama, ketika diculik oleh Rahwana. Adapun relief naratif Krishnayana menceritakan kehidupan Krishna sebagai salah satu awatara Wisnu.

Baca Juga: Tips Hidup Ramah Lingkungan

Pada salah satu dinding Candi Siwa terdapat pahatan berupa seekor singa yang berdiri di antara dua pohon kalpataru. Pada bagian dinding kaki candi di sebelah utara dan selatan terdapat hiasan singa diapit oleh pahatan berisi relief sepasang binatang yang sedang berteduh di bawah pohon kalpataru. Binatang yang digambarkan adalah kera, kelinci, kijang, kambing, merak, dan anjing. Selain itu, pada sisi lain dinding candi, ada panil bergambar binatang yang diganti dengan gambar kinara-kinari, sepasang burung berkepala manusia, dalam posisi sedang berteduh di bawah pohon kalpataru.

Tak hanya itu, di pagar langkan Candi Wisnu juga ditemukan relief naratif Krishnayana yang menceritakan kehidupan Krishna sebagai salah satu awatara (inkarnasi Tuhan Yang Maha Esa) Wisnu. Relief Krishnayana ini menceritakan perjalanan hidup Krishna, mulai dari kelahirannya hingga ia berhasil menduduki takhta Kerajaan Dwaraka. Salah satu relief yang menarik adalah gambaran Wisnu dalam bentuk seorang pendeta yang duduk dengan berbagai posisi tangan.

Pada dinding Candi Brahma juga terdapat berderet panil dengan pahatan. Panil tersebut merupakan kelanjutan cerita Ramayana di dinding Candi Siwa. Bagian kisah Ramayana di Candi Brahma ini menceritakan tentang peperangan Rama yang dibantu oleh adiknya, Laksamana, serta para tentara kera untuk melawan Rahwana. Cerita ini terus berlanjut sampai Shinta pergi mengembara karena diusir oleh Rama yang meragukan kesuciannya sehingga Shinta pun melarikan diri ke hutan dengan perlindungan seorang petapa.

3. Arsitektur

Fakta menarik Candi Prambanan berikutnya terdapat pada arsitektur. Arsitektur Candi Prambanan berpegang teguh pada tradisi arsitektur agama Hindu berdasarkan kitab Wastu Sastra. Candi Prambanan memiliki denah yang mengikuti pola mandala, sementara bentuknya yang menjulang tinggi merupakan ciri khas candi Hindu. Prambanan, yang memiliki nama asli Siwagrha, dirancang menyerupai rumah Dewa Siwa dan mengikuti bentuk gunung suci Mahameru, tempat bersemayamnya para dewa. Seluruh bagian kompleks candi ini menggambarkan model alam semesta menurut konsep kosmologi Hindu, yang terbagi menjadi beberapa lapisan ranah, alam atau loka.

Candi Prambanan memiliki beberapa tingkatan zona, dimulai dari zona yang kurang suci hingga zona paling suci. Meskipun setiap nama zona berbeda, konsep-konsep dalam agama Hindu ini memiliki kesamaan dalam ajaran Buddha. Secara horizontal maupun vertikal, lahan denah candi ini terbagi menjadi tiga zona, yaitu:

1) Bhurloka dalam ajaran Buddhisme dikenal sebagai kamadhatu yang berarti ranah terendah bagi makhluk fana, termasuk manusia, hewan, serta makhluk halus dan iblis. Di alam ini, manusia masih terjebak dalam hawa nafsu, keinginan, dan cara hidup yang tidak suci. Halaman teras dan kaki candi mencerminkan keadaan bhurloka.

2) Bwahloka atau yang dikenal sebagai rupadhatu dalam ajaran Buddhisme merupakan alam tengah yang dihuni oleh orang-orang suci, resi, pertapa, dan dewa-dewa. Di alam ini, manusia mulai dapat melihat cahaya kebenaran. Halaman tengah dan tubuh candi melambangkan ranah bwahloka.

3) Swahloka dalam ajaran Buddhisme dikenal dengan sebutan arupadhatu yang berarti ranah tertinggi dan tersuci, tempat para dewa bersemayam, dan sering disebut swargaloka. Halaman dalam dan atap candi mewakili ranah swahloka. Atap candi-candi di kompleks Prambanan dihiasi dengan puncak mastaka yang berbentuk ratna (Sanskerta: permata). Desain ratna Prambanan merupakan modifikasi dari bentuk wajra yang melambangkan intan atau halilintar. Dalam arsitektur Hindu Jawa kuno, ratna berfungsi sebagai puncak atau mastaka candi, yang memberikan makna sebagai sandingan Hindu untuk stupa Buddha.

 Nah, itulah tiga fakta menarik Candi Prambanan. Apakah Sobat Karsa tertarik untuk mengunjungi Candi Prambanan dan mengetahui sejarahnya lebih dalam? 

Editor: Joan Delanoue Denting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *